Page 94 - Pengawasan-Mutu-Pangan_SC
P. 94
Pengawasan Mutu Pangan
2. Penggunaan Bahan Beracun
Tabel 3.2
Senyawa Antiseptik dan Desinfektan
Senyawa Kimia Mekanisme Pengrusaakan Penggunaan
Denaturasi Proteins dan Sebagai Antiseptic pada Kulit
Etanol (50 – 70%)
Kelarutan Lemak Skin
Denaturasi Proteins dan Sebagai Antiseptic pada Kulit
Isopropanol (50 – 70%)
Kelarutan Lemak Skin
Reaksi dengan NH2, SH, dan
Formaldehid (8%) Desinfectant, Kills Endospores
Gugus COOH
Yodium Tincture (2% 12
Menghambat Aktivitas Protein Antiseptik Digunakan di Kulit
in 70% alcohol)
Membentuk Asam
Hipoklorous Forms
Gas Klorin (Cl2) Gas Desinfektan pada Air Minum
Hypochlorous Acid (HCLO), a
Strong Oxidizing Agent
Antiseptik Umum yang
Ag Nitrat (AgNO3) Penggumpalan Protein Digunakan untuk Mata Bayi
yang Baru Lahir
Desinfektan dan kadang-
Inactivates Proteins by
Hg Klorida kadang Digunakan sebagai
Reacting with Sulfide Groups
Antiseptik pada Kulit
Detergents (e.g.
Desinfektan dan Antiseptik
Quaternary Ammonium Disrupts Cell Membranes
pada Kulit
Compounds)
Senyawa Fenol (e.g.
Antiseptik pada Konsentrasi
Asam Karbolonat, Lisol, Denature Proteins and Disrupt
Rendah dan Desinfektan pada
Hexylresorsinol, Cell Membranes
Konsentrasi Tinggi
Hexakhlorophen)
Sebagai Desinfektan pada
bahan Sterilisasi Bahan yang
Gas Etilen Oksida Alkylating Agent
Tidak Tahan Panas, seperti
Karet dan Plastik
Sumber : Kenneth, T., 2001 dalam Eddy, A., 2008
Penggunaan bahan kimia beracun, pembersih, dan sanitasi dalam industri pangan harus
disesuaikan dengan petunjuk dan persyaratan pabrik, sebagaimana disajikan pada Tabel 3.2
Prosedur penggunaan bahan beracun harus dapat mencegah pencemaran pada bahan
pangan.
87