Page 116 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 116
A. Pendahuluan
Kegiatan 1
Menyanyikan KJ 260 ”Dalam Dunia Penuh Kerusuhan”
Pada bagian ini guru hendaknya memberikan penjelasan, apa yang dimaksudkan
dengan ”Kerajaan Allah” atau ”Kerajaan Sorga” itu. Sebagian orang mengira bahwa
”Kerajaan Sorga” itu adalah suatu tempat jauh di atas langit. Di sanalah Allah
berkedudukan sehingga tempat itu juga disebut sebagai ”Kerajaan Allah”. Ada orang
yang berpendapat Kerajaan Allah itu adalah suatu pemerintahan yang akan terjadi di
masa depan di muka bumi ini. Kerajaan itu akan dipimpin oleh Allah sendiri. Ada
lagi yang mengatakan bahwa Kerajaan ini akan didahului oleh masa pemerintahan
Iblis selama 1000 tahun, dan lain-lain. Namun Tuhan Yesus dalam pemberitaan-Nya
berulang kali menyatakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat (Mrk. 1: 14–15; bdk.
Luk. 10: 9; 11; 21: 31), bahkan Kerajaan itu sudah ada di antara kita (Luk. 17: 20–21).
Graeme Goldsworthy, seorang teolog Australia, secara sederhana mendefi nisikan
Kerajaan Sorga sebagai ”umat Allah yang ada di tempat Allah, dan dipimpin oleh
pemerintahan Allah.”
Untuk memahami hal ini lebih lanjut, baiklah kita menoleh kepada ”Doa Bapa
Kami” yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Dalam bagian pembukaan doa itu, Tuhan
Yesus mengajarkan agar kita memohon dalam doa kita, ”Datanglah Kerajaan-Mu,
jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di sorga” (Mat. 6: 10). Dari permohonan ini,
kita dapat melihat bahwa kehadiran Kerajaan Allah itu berhubungan erat dengan
terwujud-Nya kehendak Bapa di bumi seperti di sorga. Apabila kita manusia
mewujudkan kehendak Allah Bapa di dalam kehidupan kita, maka di situlah Kerajaan
Allah terwujud.
Hal ini dapat dibandingkan dengan kedaulatan sebuah pemerintahan. Katakanlah
ada sebuah wilayah perbatasan yang dipersengketakan antara dua negara, negara A
dan negara B. Di wilayah itu hidup sekumpulan orang yang mengakui kedaulatan
negara A, mematuhi hukum-hukumnya, membayar pajak kepada pemerintah negara
A, merayakan hari-hari nasional negara A, maka kita dapat mengatakan bahwa
wilayah itu sebetulnya merupakan milik negara A. Begitu pula dengan Kerajaan
Allah. Apabila kita mematuhi Allah di dalam kehidupan kita, bahkan ketika kita
tinggal di sebuah negara yang ateis yang tidak mengakui keberadaan Allah, pada
kenyataannya Kerajaan Allah terwujud di situ. Inilah dasar pemikiran yang perlu
disampaikan kepada siswa melalui bab ini.
Kegiatan pembelajaran ini dimulai dengan guru menanyakan kepada siswa,
apakah kewarganegaraan mereka. Apakah mereka sadar bahwa mereka warga negara
Indonesia? Apa artinya menjadi seorang warga negara Indonesia? Ini berkaitan dengan
berbagai tanggung jawab dan kewajiban kita terhadap negara dan pemerintahan.
Misalnya, membayar pajak, menaati aturan-aturannya, mendukung pemerintahnya,
mengkritiknya apabila pemerintah berjalan di jalan yang salah, membelanya apabila
negara diserang musuh, dan lain-lain.
Kelas IX SMP
108