Page 221 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 221
Victor Emil Frankl dengan kehidupan remaja. Diharapkan guru dapat mencarikan
materi lain tentang Victor Emil Frankl sehingga diskusi di kelas menjadi hidup dan
kaya.
C. Hidup Bermakna dalam Perspektif Mengasihi Sesama
Untuk memahami hidup yang bermakna, remaja Kristen perlu memahami arti
hidup dalam kekristenan. Hal yang paling penting sebagai identitas orang Krisen
adalah hidupnya berpusat pada ”firman Allah”. Firman Allah menjadi penuntun,
pemimpin dan pengoreksi hidup kita. Firman Allah menjadi batas dan pengontrol
bagi kita sehingga kita tidak keluar dari jalan-Nya (bdk: Mzm. 119: 105). Hidup
manusia bukan sekadar makan, minum, dan bersenang-senang, tetapi hidup manusia
itu berasal dari Allah, dan karenanya harus didasarkan pada setiap fi rman Allah.
Dalam Mazmur 23 misalnya, Daud menggambarkan bagaimana ia memperoleh
keberanian di tengah-tengah menghadapi marabahaya dan ketakutan. Firman Allah
menjadi sumber kehidupan, dasar iman yang paling hakiki. Hidup beriman berarti
dalam kehidupan ini kita menyerahkan seluruh keberadaan hidup kepada Tuhan.
Sebagai orang Kristen, hidup yang bermakna dikaitkan dengan relasi yang
baik antara manusia dengan Allah dengan dirinya sendiri dan dengan sesamanya.
Yewangoe (1983) menyatakan bahwa hubungan manusia dengan Allah antara lain
diwujudkan terutama dalam ibadah yang dilakukan manusia. Relasi ini tampak dalam
setiap praktik keagamaan baik yang sederhana maupun yang lebih kompleks.
Ibadah atau ritual tidak boleh dijalankan sekadar sebagai ritualisme, sebagai
kegiatan hampa yang tak bermakna. Sebaliknya, lewat ibadah mestinya kita diingatkan
terus-menerus akan hubungan yang harus dipelihara dengan Allah dan sesama kita.
Hubungan yang baik dengan Allah saja tidak cukup. Allah juga menghendaki
agar kita membangun relasi yang baik dengan sesama. Ini merupakan perwujudan
prinsip hukum kasih yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus mengungkapkan
bahwa kasih kepada Allah tidak mungkin dapat dilepaskan dari kasih kita kepada
sesama manusia (Mat. 22: 37–40).
Salah satu tindakan nyata dari mengasihi Allah adalah mengasihi sesama. Penulis
Injil Yohanes mencatat bahwa seseorang tidak dapat berkata ia mengasihi Allah
jika ia tidak mengasihi saudaranya (1 Yoh. 4: 12–21). Tuhan Yesus menempatkan
pentingnya kasih terhadap sesama manusia langsung setelah hukum untuk mengasihi
Allah. Kasih Allah memampukan orang Kristen untuk saling mengasihi dan mengasihi
sesama, bahkan dalam keadaan yang sangat sulit sekalipun. Mengapa demikian?
Karena kasih itu bukan berasal dari diri sendiri, melainkan karena Allah sendiri yang
memampukan kita untuk melakukannya. Inilah janji yang diberikan Tuhan kepada
setiap orang percaya dan mengasihi-Nya (1 Yoh. 4: 16–17).
Tuhan Yesus Kristus telah memberikan makna hidup bagi kita manusia. Ia
menebus dosa kita dan menyelamatkan kita. Melalui penderitaan dan kematian-Nya,
manusia diperdamaikan kembali dengan Allah dan sesamanya.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
213