Page 227 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 227

Ketika siswa mampu mengembangkan kemampuannya yang khusus yang
                 tidak hanya dibatasi pada kemampuan-kemampuan tradisional seperti matematika,
                 bahasa dan linguistik, maka siswa akan mampu menemukan hidupnya lebih
                 bermakna. Ia akan mampu lebih berperan dengan baik di tengah lingkungan sekolah
                 dan keluarganya. Masalahnya, kecerdasan yang lain-lain itu perlu ditemukan,

                 diidentifikasi dan dikembangkan. Berdasarkan kecerdasan yang dimiliki, maka dapat
                 dikembangkan gaya belajar yang sesuai sehingga siswa akan lebih percaya diri di
                 antara teman-temannya. Mereka akan menemukan bahwa ternyata hidup mereka
                 sungguh bermakna dan lebih menyenangkan sehingga lebih besar pula kemungkinan
                 mereka untuk mencapai sukses.
                    Pengembangan kecerdasan majemuk juga dapat dikembangkan dalam liturgi
                 kebaktian, khususnya untuk kebaktian di sekolah atau kebaktian remaja yang
                 kreatif. Kebaktian seperti ini dapat menjadi sarana untuk mengkomunikasikan Injil
                 dalam masyarakat modern, agar kebaktian menjadi lebih menarik, relevan, dan
                 bermakna. Kebaktian ini dapat diisi dengan pembacaan puisi, permainan musik dan
                 menyanyikan lagu dengan baik, menyelinginya dengan tarian atau gerak tubuh yang
                 lain, dan kemudian dilanjutkan dengan ajakan kepada para siswa untuk merenungkan
                 makna kehidupan mereka masing-masing.

                 Kegiatan 5: Penilaian Diri
                    Siswa diminta mengenali dan menilai kecerdasan pribadi yang dimiliki.
                 Selanjutnya merencanakan pengembangan kecerdasan diri tersebut bagi pelayanan
                 untuk Tuhan dan sesama.

                 G. Penilaian

                 1.  Ryan, seorang laki-laki berusia 48 tahun, minta izin kepada Mahkamah Konstitusi
                    (MK) untuk bunuh diri (Harian Terbit, 5 Agustus 2014). Ia merasa hidupnya
                    sia-sia, padahal ia memiliki gelar S-2. Pernahkah kamu merasakan hal yang
                    sama? Kalau ya, apa sebabnya? Diskusikanlah pertanyaan ini dengan temanmu
                    sebangku!
                    Kunci: Hidup manusia haruslah mempunyai tujuan. Tujuan itu bisa saja berupa
                    keinginan untuk membahagiakan orang tua, membuat sebuah karya yang berguna
                    bagi masyarakat sekitar, atau bahkan sekadar untuk bisa bertahan hidup dan
                    mencari nafkah untuk keluarga. Ketika orang hidup tanpa memiliki tujuan yang
                    jelas, ia cenderung untuk merasa hidupnya sia-sia. Itulah sebabnya kita sering
                    mendengar berita tentang orang yang merasa tidak lagi ada gunanya ia hidup
                    karena ia merasa tidak ada orang yang membutuhkannya. Namun ketika ia
                    tahu bahwa ada orang lain yang membutuhkannya yang selalu mengharapkan
                    kehadirannya, maka orang itu akan merasa hidupnya bermakna. Siswa perlu
                    merasakan bahwa mereka mempunyai sebuah masa depan dan bahwa keberadaan
                    mereka dibutuhkan oleh orang lain. Tanpa semua itu, siswa akan merasa hidupnya
                    sia-sia.


                                                 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
                                                                                        219
   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232