Page 56 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 56

Bukankah selama masa pelayanan-Nya di dunia  Yesus juga berulang kali
              berhadapan dengan para ahli Taurat dan menantang mereka?
                 Oleh karena itu sekitar tahun 50 Masehi diadakan persidangan di Yerusalem yang
              dikenal sebagai Konsili Yerusalem atau Konferensi Apostolik. Pada akhir persidangan
              itu dicapai kesepakatan memberlakukan peraturan minimal untuk orang Kristen,
              mereka harus menjauhkan diri dari:
              1. makanan yang dipersembahkan kepada berhala,
              2. darah,
              3. daging binatang yang mati dicekik, dan
              4. percabulan (Kis. 15: 29).
                 Keempat peraturan ini sudah dianggap cukup untuk seorang Kristen sehingga
              menjadi Kristen tidak berarti menjadi Yahudi terlebih dahulu.
                 Setelah Konsili di Yerusalem ini terjadi pula kesepakatan di antara para rasul,
              yaitu bahwa Paulus akan pergi memberitakan Injil di kalangan orang-orang bukan
              Yahudi, sementara Petrus dan Yakobus akan tetap melayani di antara orang-orang
              Yahudi.

              C. Perpecahan-Perpecahan Berikutnya

                 Perpecahan yang diselesaikan di konferensi di  Yerusalem itu bukanlah yang
              terakhir. Kita menemukan banyak perpecahan lainnya sesudah itu. Di Korintus
              terjadi perpecahan gereja ketika orang-orang saling berkelompok berdasarkan rasul-
              rasul tertentu. Inilah apa yang disebut sebagai ”kultus individu”. Berikut ini adalah
              sebuah contoh tentang ”kultus individu”.
                 Di Haiti, pernah berkuasa seorang diktator yang bernama François Duvalier
              (1907–1971). Duvalier, seorang dokter yang kemudian disapa sebagai  Papa Doc
              dengan sengaja membangun pemujaan atas dirinya dan mengklaim dirinya sebagai
              perwujudan bangsanya. Ia membangkitkan tradisi  voodoo (penyembahan roh-
              roh), dan menjadikannya alat untuk membangun kekuasaannya. Ia juga menyebut
              dirinya sebagai seorang houngan, atau pendeta voodoo. Ia membangun propaganda
              kekuasaan dan mengangkat dirinya sebagai Bapak Bangsa dan mengatakan, ”Papa
              Doc adalah satu dengan loa (roh-roh dalam voodoo Haiti), Yesus Kristus, dan Allah
              sendiri.” Salah satu gambar yang paling terkenal tentang dirinya ialah ketika ia tampil
              sedang duduk dengan patung Yesus Kristus dengan tangan-Nya yang diletakkan di
              bahunya dengan tulisan ”Aku (Yesus) telah memilih dia”.
                 Kultus individu atau pengagung-agungan seorang tokoh tertentu bahkan tokoh
              pendiri gereja sekali pun sangat berbahaya. Orang tidak lagi dapat bersikap kritis
              terhadap tokoh-tokoh tersebut. Semua yang dikatakan dan dilakukannya dianggap
              benar. Kita tidak diajarkan menyembah tokoh-tokoh itu, melainkan Allah yang kita
              kenal melalui Tuhan Yesus Kristus. Namun inilah yang terjadi di Korintus muncul



                   Kelas IX SMP
              48
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61