Page 57 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 57

orang-orang yang membanggakan dirinya sebagai anggota golongan Paulus, Apolos,
                 Kefas (Petrus), atau bahkan Kristus. Masing-masing menganggap pemimpinnya
                 lebih hebat daripada yang lain. Nah, siapakah dari mereka yang paling hebat?
                 Paulus menjelaskan, tidak satupun! Sungguh keliru bila kita membanggakan diri
                 kita berdasarkan tokoh-tokoh pemimpin yang mendirikan gereja kita. Sebab, Paulus
                 berkata, ”Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu?
                 Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus?” (1 Kor. 1: 13)
                    Kultus individu kerap terjadi karena adanya halo effect dalam sikap kita terhadap
                 orang lain.  Halo effect adalah kecenderungan manusia untuk memandang baik
                 terhadap orang lain yang sering terjadi karena pengalamannya yang baik di masa lalu
                 atau dalam perjumpaannya yang pertama dengan orang itu.”Halo” adalah lingkaran
                 putih yang biasanya sering kita temukan dalam gambar-gambar orang suci di Eropa.
                 Dengan  halo effect, kita cenderung untuk menganggap apa yang dikatakan atau
                 dilakukan seseorang selalu benar, semuanya baik dan bagus. Tidak ada keburukannya
                 sedikit pun.
                    Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus mengingatkan kita agar kita
                 tidak melakukan kultus individu, bahkan terhadap dirinya sekalipun. Kita harus sadar
                 bahwa para pemimpin agama dan pendeta-pendeta yang paling terkenal pun adalah
                 manusia biasa. Bahkan ada sebuah ungkapan dalam bahasa Inggris bila diterjemahkan
                 ke dalam bahasa Indonesia berbunyi, ”Di dalam diri setiap orang kudus terdapat
                 seorang berdosa.”
                    Perpecahan lainnya yang terjadi di Korintus ialah ketika anggota-anggota
                 jemaat di sana membangga-banggakan diri mereka berdasarkan karunia-karunia
                 roh yang mereka miliki (1 Kor. 12: 9–27). Ada yang membanggakan karunia untuk
                 mengadakan mujizat, membedakan bermacam-macam roh, berkata-kata dengan
                 bahasa roh, menafsirkan bahasa roh, dan lain-lain. Paulus menegur jemaat di
                 Korintus dan membandingkan mereka dengan tubuh kita. Sama seperti tubuh yang
                 mempunyai berbagai anggota dengan tugas dan peranannya masing-masing. Setiap
                 orang diberi karunia untuk menjalankan tugas dan peranannya yang berbeda-beda
                 dan saling melengkapi. Karena itu sungguh keliru bila saling menganggap sesama
                 mereka lebih rendah dan tidak berguna.
                    Contoh yang diberikan Rasul Paulus bahwa seluruh gereja itu serupa dengan
                 tubuh manusia yang harus saling bekerja bersama-sama, sungguh baik sekali. Di
                 zaman modern, muncul seorang pakar Sosiologi yang bernama  Talcott Parsons
                 (1902–1979) yang mengembangkan yang disebutnya sebagai ”Teori Sistem”.
                 Dengan Teori Sistem, Parsons membandingkan sebuah masyarakat atau organisasi
                 dengan sebuah organisme yang hidup. Masing-masing bagiannya walaupun berbeda-
                 beda, bekerja untuk tujuan yang sama. Masing-masing akan berusaha melindungi
                 dan menolong yang lain. Sebagai seseorang yang berlatar belakang Sosiologi,



                                                 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
                                                                                         49
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62