Page 27 - kebudayaan
P. 27
dalam manuskrip dan analisis sosiologi pengetahuan serta interteks-
tual untuk melihat latar belakang munculnya fakta tekstual dari hasil
analisis deskriptif.
B. Kebangsaan dalam Manuskrip Sunda
Konsep kebangsaan dalam penelitian tiga manuskrip Sunda ini meru-
juk pada ciri-ciri yang menandai suatu golongan atau bangsa, perihal
yang bertalian dengan suatu bangsa, dan kesadaran pada diri atau
golongan sebagai bagian dari suatu bangsa. Secara umum konsep ini
terlihat pada uraian singkat ketiga manuskrip Sunda berikut.
1. Manuskrip Sanghyang Siksakandang Karesian (SSK)
Manuskrip Sanghyang Siksakandang Karesian (kadang ditulis Sang-
hyang Siksa Kandang Karesian; Ayatrohaedi menulisnya Sanghyang
Siksa: Kandang Karesyan) kini tersimpan di Perpustakaan Nasional
Jakarta dengan nama register Kropak 630. Naskah ini bertitimangsa
nora catur sagara wulan (0-4-4-1), yang berarti tahun 1440 Saka atau
1518 M, terdiri atas 30 lembar daun nipah, ditulis dalam bahasa dan
aksara Sunda Kuno, menggunakan pisau pangot. Nilai minusnya
adalah tidak ada keterangan lebih lanjut mengenai penulis naskah ini.
Melihat titimangsa tersebut, jelas naskah prosa ini ditulis semasa Sri
Baduga Maharaja memerintah di Pakuan. Hal ini diperkuat oleh kata
“Mesir”, “Dinah” (Madinah), dan “Mekah” yang tertulis pada teks, yang
mengisyaratkan bahwa islamisasi telah ada pada kurun ketika naskah
dibuat, awal abad ke-16. Manuskrip ini pertama dikaji oleh Holle dan
Noorduyn. Transliterasi, terjemahan, beserta ulasannya disajikan oleh
Atja dan Danasasmita (1881) dalam bentuk stensilan, lalu diterbitkan Buku ini tidak diperjualbelikan.
dalam bentuk buku (Teeuw, 1988).
Manuskrip yang terdiri atas dua bagian ini bersifat didaktis, penuh
aturan, wejangan, serta petunjuk religius dan moral bagi pembaca.
Bagian pertama yang disebut Dasakreta adalah kundangon urang
14 Narasi Kebangsaan dalam ...