Page 32 - kebudayaan
P. 32

wilayah Galungggung. Selebihnya, teks ini berisi nasihat perihal budi
              pekerti yang disampaikan Rakyan Darmasiksa, Raja Kerajaan Sunda
              yang duduk di Galunggung, kepada putranya, Ragasuci atau Sang
              Lumahing Taman. Oleh karena itu, naskah ini sering pula disebut
              Amanat Prabuguru Darmasiksa.
                  Manuskrip ini memulai ceritanya dari alur Kerajaan Saunggalah I
              (Kuningan) yang diperkirakan telah ada pada awal abad ke-8 M. Secara
              politis, Saunggalah merupakan alternatif untuk menyelesaikan pem-
              bagian kekuasaan antara keturunan Wretikandayun, yaitu anak-anak
              Mandi Minyak dan anak-anak Sempak Waja. Naskah ini menjelaskan
              sisi dan perkembangan keturunan Wretikandayun di luar Galuh.
                  Dari manuskrip Pustaka Pararatwan I Bhumi Jawadwipa, kita
              tahu bahwa nama Raja Saunggalah I bernama Resiguru Demunawan.
              Kedudukan sebagai penguasa di wilayah tersebut diberikan oleh
              ayahnya, Sempak Waja, putra Wretikandayun, pendiri Galuh. Resiguru
              Demunawan merupakan kakak kandung Purbasora, raja Galuh pada
              716–732 M. Demunawan memiliki keistimewaan dari saudara-saudara
              lainnya, baik sekandung maupun dari seluruh keturunan Kendan.
              Sekalipun tidak pernah menguasai Galuh secara fisik, ia mampu
              memperoleh gelar resiguru. Gelar ini tidak bisa didapat, bahkan
              oleh raja-raja terkenal, tanpa memiliki sifat ksatria minandita. Pasca-
              Tarumanagara, gelar ini hanya diperoleh Resiguru Manikmaya pendiri
              Kendan, Resiguru Darmasiksa, dan Resiguru Niskala Wastu Kancana
              raja di Kawali. Seorang raja bergelar resiguru diyakini mampu mem-
              buat ajaran (pandangan hidup) yang dijadikan acuan masyarakatnya.

                  Berbeda dengan Carita Parahyangan yang menceritakan perjalan- Buku ini tidak diperjualbelikan.
              an pemerintahan raja-raja kuno di Jawa Barat, Amanat Galunggung
              membeberkan ajaran moral dan aturan sosial yang harus dipatuhi oleh
              urang Sunda. Namun, dalam naskah Amanat Galunggung, terdapat
              baris-baris kalimat yang menyatakan pentingnya masa lalu sebagai
              tunggak (tonggak) atau tunggul untuk masa berikutnya, dan seyo-




                                               Kebangsaan dalam Manuskrip ...  19
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37