Page 37 - kebudayaan
P. 37
Namun, ia memilih jalur laut dan menaiki kapal yang datang dari
Malaka.
Keberangkatan kapal dari pelabuhan dilukiskan seperti upacara
pesta (baris 96–120) dengan adanya bedil yang ditembakkan, alat
musik yang dimainkan, dan beberapa lagu dinyanyikan dengan
keras oleh awak kapal. Gambaran terperinci mengenai bahan yang
digunakan untuk membuat kapal pun diceritakan, yaitu berbagai
jenis bambu dan rotan, serta tiang dari kayu laka. Tak hanya itu, juru
mudi yang berasal dari India, Bujangga Manik benar-benar terpesona
mengetahui awak kapal berasal dari berbagai tempat atau bangsa.
Tokoh Bujangga Manik sejatinya memiliki rasa persatuan karena
melihat berbagai perbedaan selama melakukan perjalanan. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai kebangsaan sejatinya telah tertanam dalam
dirinya dan semua orang yang ditemuinya. Sebagaimana telah dipa-
parkan, kapal yang ia naiki memuat banyak manusia dari berbagai
suku, tetapi tetap dapat bekerja sama untuk menjalankan aktivitas
pelayaran tanpa ada pertikaian.
C. Simpulan
Berdasarkan uraian yang mengungkap ekspresi kebangsaan, kebe-
ragaman, dan harmonisasi masyarakat Sunda yang tecermin dalam
manuskrip Sanghyang Siksakandang Karesian, Amanat Galunggung,
dan Bujangga Manik, tampak bahwa pada saat itu masyarakat Nu-
santara telah dihuni oleh beragam etnik. Mereka yang berbeda etnik
dapat bekerja sama, bahu-membahu, tanpa melihat perbedaan di
antara mereka. Gambaran situasi ini terlihat jelas dari cuplikan ketiga Buku ini tidak diperjualbelikan.
manuskrip tadi.
Nuansa kebangsaan dalam manuskrip Sanghyang Siksakandang
Karesian tergambar pada penyebutan berbagai macam profesi ma-
syarakat saat itu, seperti jurubasa darmamurcaya atau penerjemah
yang mampu mengalihbahasakan beberapa bahasa di luar bahasa
24 Narasi Kebangsaan dalam ...