Page 38 - kebudayaan
P. 38
Sunda. Selain penerjemah, manuskrip ini juga mengupas profesi juru
ukur dan berbagai macam permainan rakyat.
Selain sarat dengan berbagai amanat raja terhadap rakyatnya
dalam menjalani proses administrasi dan sosial, kebangsaan dalam
manuskrip Amanat Galunggung juga tergambarkan oleh sikap
raja yang menjadikan kabuyutan selain sebagai tempat sakral dan
dilindungi, difungsikan juga menjadi tempat yang bisa menopang
kekompakan rakyat melalui perkumpulan di tempat itu. Kebangsaan
dalam manuskrip Bujangga Manik jelas tergambar dari perjalanan-
nya mengelilingi pulau Jawa dan Bali, menemukan, mencatat, dan
menyinggahi tempat-tempat menarik. Saat itu, realita keberagaman
Nusantara terlihat dalam bersatupadunya awak dari berbagai daerah
untuk memperbaiki kapal yang rusak. Adanya berbagai profesi, tempat
perkumpulan warga, dan wilayah perairan luas yang dilihat Bujangga
Manik menunjukkan bahwa Nusantara saat itu sudah berbudaya dan
mampu bersatu padu membangun sesuatu yang bermanfaat untuk
masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Bakry, N. M. (2010). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baried, S. B., Soeratno, S. C., Sawoe, Sutrisno, S., & Syakir, M. (1985).
Pengantar teori filologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa.
Danasasmita, S., Ayatrohaedi, Wartini, T, & Darsa, U. A. (Trans). (1987).
Sewaka Darma, Sanghyang Siksakandang Karesian, Amanat
Galunggung. Bandung: Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian
Kebudayaan Sunda (Sundanologi), Direktorat Jenderal Kebudayaan Buku ini tidak diperjualbelikan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bandung.
Dewi, D. P. (2014). Preservasi naskah kuno. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Ekadjati, & Darsa, Undang Ahmad (1998). Katalog induk naskah-naskah
Nusantara Jilid 5A: Jawa Barat koleksi lima lembaga. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia & Ecole Francaise d Extreme-Orient.
Kebangsaan dalam Manuskrip ... 25