Page 43 - kebudayaan
P. 43
di Indonesia bagian timur dan barat untuk menyusun kekuat an,
misalnya dengan Minangkabau. Dalam usaha menolak invasi inilah
dapat diketahui semangat seorang raja bukan hanya sebagai pemimpin,
melainkan sebagai pahlawan yang berusaha mempertahankan
kekuasaannya. Sultan Hasanuddin turun langsung ke dalam kancah
peperangan bersama seluruh rakyat dan persekutuannya. SPM yang
terekam pemikiran masyarakat Makassar memperlihatkan usaha-
usaha Kerajaan Gowa dalam mempertahankan kekuasaannya dari
Belanda dan sekutunya.
Berkaitan dengan hal itu, permasalahan yang dibahas adalah
bagaimana representasi penjajahan (kolonialisme) Belanda di Makas-
sar dan kepahlawanan (heroisme) seorang pahlawan dalam melawan
kolonialisme. Nilai-nilai seperti apa yang menumbuhkan semangat
heroisme dalam menentang kolonialisme Belanda? Tujuannya adalah
menemukan jejak protonasionalisme sebagai pijakan munculnya
wujud cinta tanah air dan nilai-nilai yang dipegang dalam membela
dan mempertahankan kekuasaannya agar tidak menjadi kaum ter-
jajah. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan
deskriptif analitis yang fokus pembahasannya pada motif, tokoh,
dan nilai dalam SPM. Untuk itu, dilakukan beberapa langkah, yaitu
inventarisasi, identifikasi, dan interpretasi atas unsur-unsur tersebut
yang dikaitkan dengan konteks cerita.
Motif adalah kejadian atau konsep yang sering kali muncul dalam
cerita yang digunakan sebagai suatu pengulangan yang disengaja.
Motif ini muncul dalam frasa-frasa yang penting (Abrams, 1971).
Motif, menurut Sutrisno (1983), menjadi unsur dalam sastra yang Buku ini tidak diperjualbelikan.
berfungsi sebagai penggerak atau pendorong cerita ke arah peristiwa
berikutnya yang membuat cerita maju menuju klimaks dan akhir
cerita. Tokoh adalah individu (manusia) yang menjadi pelaku dalam
cerita. Tokoh ini memiliki berbagai perwatakan yang secara utuh
digambarkan dalam cerita (Forster, 1980). Nilai dalam artikel ini
30 Narasi Kebangsaan dalam ...