Page 113 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 113

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru

                  Tibalah waktunya untuk menyerang tentara Belanda.
            Malam itu, terlihat tentara-tentara Belanda sedang mabuk-
            mabukkan. Para tentara itu sedang pesta-pora dilayani
            perempuan-perempuan  yang mereka  culik  dari  kampung-
            kampung. Mereka berpesta-pora hingga tidak sadarkan diri.
                  Para raja melihat malam itu sebagai malam yang cocok
            untuk segera menyerang Belanda. Saat Subuh, sekitar jam 4
            pagi, para raja bersama para kapitan secara bersama-sama
            menyerang  tentara penjajah  Belanda. Para  raja bersama
            pasukannya muncul bersamaan dari berbagai penjuru telaga.
            Para kapitan tampil dengan gagah perkasa. Mereka menyerang
            dengan menggunakan tombak, parang, panah, dan sebagainya.
            Alat apa saja dibawa untuk melukai tentara Belanda.
                  Mendapat serangan mendadak, tentara Belanda
            kewalahan. Mereka bertahan sekuat tenaga. Mereka tidak
            mau mati sia-sia. Mereka melawan. Untuk itu, perang telah
            berjalan beberapa hari lamanya, sekitar satu minggu.
                  Tentara Belanda kewalahan. Mereka porak-poranda.
            Tentara-tentara  mereka  banyak  yang  terbunuh.  Sisanya,
            melarikan diri ke tempat yang lebih aman. Telaga Jikumerasa
            kembali dikuasai raja-raja Pulau Buru.
                  Satu bulan kemudian, datanglah  utusan Belanda ke
            telaga Jikumerasa. Utusan itu menemui para raja. Rupanya,
            Belanda hendak mengadakan perundingan damai. Para
            raja setuju dengan syarat tentara Belanda harus menyetujui
            permintaan para raja.
                  Perundingan antara Belanda dan para raja bertempat
            di sebuah tanjung yang berada di dalam telaga. Kedua belah
            pihak sepakat membuat perjanjian tertulis yang wajib dipatuhi.
                  Isi perjanjian itu yakni tentara Belanda harus
            mengembalikan semua barang-barang yang pernah disita
            dari masyarakat. Barang-barang itu seperti kebun-kebun dan

                                       102                                                                            102
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118