Page 190 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 190
Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru
Setelah beristirahat, keduanya masuk ke kebun milik
kedua orang tuanya. Terlihat hamparan sayur-sayuran, buah-
buahan, dan umbi-umbian. Sebelum mengambil ubi dan
pisang, keduanya ingin minum kelapa muda.
“Kak, kita cari kelapa yuk!” ajak adik.
“Ayo, itu milik ayah,” sahut kakak sambil menunjuk
deretan pohon kelapa di sebelah kanannya.
Kakaknya ahli memanjat pohon kelapa. Dia juga mahir
memilih buah kelapa yang berair manis dan berdaging sedang.
“Kak, kelapa mudanya bagus. Sudah kuperiksa.
Lemparkan lagi beberapa kelapa mudanya!” pinta adik.
“Ok, tapi kamu jangan berdiri di situ! Kalau bisa agak
jauh supaya tidak terkena kelapa!” lanjut kakak.
“Iya,” adik mematuhi perintah kakaknya.
Ketika sedang memilih-milih kelapa, sang kakak
melihat satu tanaman tepat berada di tengah Pulau Nusa Laut.
Sang kakak tidak tahu jenis tanaman apa itu sehingga dia tidak
menghiraukannya.
Setelah dirasa jumlah kelapa telah cukup, sang kakak
turun dari pohon kelapa. Untuk memakan daging kelapa muda,
mereka akan membuat sendok dari kulit kelapa muda. Kulit
kelapa muda dibentuk sedemikian rupa hingga menyerupai
sendok makan.
Setelah puas menikmati kelapa muda, mereka kembali
ke kebun. Sang adik bertugas mengambil singkong beserta
daunnya, sedangkan sang kakak mengambil ubi dan pisang.
Ketika sedang bekerja, sang kakak teringat bahwa ia telah
melihat sebuah pohon yang unik.
“Kakak tadi melihat satu tanaman yang berada tepat di
tengah pulau. Kalau tidak salah, letaknya tidak jauh dari sini,”
ujar kakak.
179 179