Page 193 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 193

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru

            diri aja tidak becus. Malah sok-sokkan jaga tanaman. Kali ini,
            saya tidak akan mengalah.”

                  Sifat egois sang kakak serta perasaan dendam adik
            semakin menjauhkan hubungan persaudaraan mereka.
            Mereka tidak mau saling sapa. Kedua orang tua mereka juga
            berusaha untuk mendamaikan mereka. Namun hal tersebut
            sia-sia. Sang ibu merasa sedih dengan keadaan yang ada. Dia
            merasa kecewa dengan perbuatan kedua anaknya. Sang ibu
            kemudian berdoa kepada tuhan untuk menyadarkan kedua
            anaknya itu.
                  “Ya Tuhan, bukalah mata hati kedua anakku. Sadarkanlah
            mereka untuk selalu saling memaafkan dan menyayangi.”
                  Pada malam hari saat mereka sedang tertidur lelap,
            terjadilah peristiwa yang tidak disangka-sangka. Peristiwa itu
            merupakan jawaban Tuhan pada doa sang ibu.
                  Tiba-tiba gempa besar melanda Pulau Nusa Laut.
            Gempa tersebut menyebabkan tanah terbelah. Peristiwa
            itu menyebabkan Pulau Nusa Laut dan pohon sukun yang
            diperebutkan terbelah menjadi dua.
                  Kedua kakak beradik itu masih tertidur pulas. Mereka
            belum menyadari peristiwa tersebut.
                  “Kraak,,, Kraaak,,, Kraaaak.” Pulau telah terbelah.
                  Adik kemudian terbangun karena guncangan bumi.
            Betapa terkejutnya sang adik ketika melihat dirinya hanyut
            bersama satu bagian Pulau Nusa Laut. Dia langsung berteriak
            memanggil kakaknya.
                  “Kakak, tolong adik! Adik takut. Kakak,,, Kakak,,,
            Kakak!” teriaknya sambil menangis.
                  Mendengar teriakan keras dari sang adik, kakak pun
            terbangun. Dia sangat terkejut melihat adiknya telah hanyut
            dengan bagian pulau lainnya.


                                       182                                                                            182
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198