Page 199 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 199
Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru
Manggaha dan Laidi berdebat tanpa melibatkan pemuda
kaki karabu (tukang timba roang). Tiba–tiba Manggaha
teringat kalau mereka tidak hanya berdua, tetapi bertiga.
Segera Manggaha sebagai pemimpin meminta maaf kepada
pemuda kaki karabu karena selama dalam perjalanan, ia tidak
meminta saran dari pemuda kaki karabu.
“Bagaimana, kira–kira kapan waktu terbaik berlayar ke
Pulau Kelang?” tanya Manggaha kepada lelaki kaki karabu.
“Saya setuju dengan abang Idi. Sebaiknya kita berangkat
saat malam hari. Saat itu, angin sudah mulai tenang,” jawab
pemuda kaki karabu. Manggaha setuju dengan usul kedua
temannya.
Saat malam tiba, mereka berlayar menyeberang ke
Larike. Keesokan harinya mereka sudah sampai di pantai
Benteng Viktoria. Rupanya, perjalanan yang diperkirakan
memakan waktu 5 atau 6 hari, hanya ditempuh selama 3 hari.
Tiba di pantai Benteng Victoria, ketiga lelaki itu segera
menambatkan tali perahu ke tiang-tiang yang sudah disiapkan
oleh Belanda. Setelah itu, mereka disuruh menuju alun-alun
benteng Victoria.
Ketiga pemuda dari Pulau Buru lantas menuju
alun-alun Benteng Victoria. Ternyata, di alun-alun, telah
berkumpul para jagoan dari berbagai negeri. Oleh Belanda,
para jagoan itu diminta untuk mempertontonkan kesaktian
mereka. Silih berganti, para jagoan maju ke tengah alun-alun
dan menunjukkan kesaktiannya.
Si Kaki Karabu tidak terlihat sekitar alun-alun. Entah ke
mana ia pergi. Tiba-tiba, Si Kaki Karabu muncul ke alun-alun
dan berteriak.
”Basudara jangan percaya! Ini adalah siasat Belanda
untuk menangkap kita semua. Mereka akan mengadu kita
agar kita lemah. Ayo bubar!”
188 188