Page 202 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 202
Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru
TSUNAMI DI DESA LALA
Lutfi Siompo
uatu hari, seorang kakek dikelilingi oleh cucu-cucunya.
SSang kakek memiliki kebiasaan menceritakan kisah-
kisah tentang kampung mereka kepada cucu-cucunya.
“Cucu-cucuku, malam ini saya akan bercerita tentang
kampung Wailala. Apakah kalian pernah mendengar kisah
tentang kampung Wailala?” tanya Tete Dola
“Kami beluam tahu, Tete. Kalau bisa, malam ini Tete
cerita tentang kampung Wailala,” sahut salah seorang cucu.
Tete Dola kemudian memulai kisahnya.
“Dahulu kala, Desa Lala ini bukan di sini tempatnya.
Dulu, berada di sana,” kata Tete Dola sambil telunjuknya
menunjuk ke arah Desa Ubung.
“Waktu itu sekitar tahun 1830, beberapa orang mulai
tinggal di pinggir sungai kecil yang ada di perbatasan Desa
Ubung dan Namlea. Sungai kecil itu bernama Wailala. Lama-
kelamaan, semakin banyak orang di situ. Maka tempat itu
menjadi satu kampung. Kepala kampungnya bernama Tete
Yakub Yohanes.”
“Oooo, jadi kali kecil di dekat Desa Ubung itu namanya
Wailala?” tanya seorang cucu bernama Unang.
191 191