Page 52 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 52
Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru
“Hei burung manis, jangan takut! Saya Adul, dan ini
nenekku.”
Adul meminta izin kepada sang nenek untuk memelihara
kedua anak burung itu. Namun sang nenek keberatan karena
khawatir kedua anak burung itu pasti dicari oleh ibunya.
“Adul tidak boleh bawa pulang anak burung itu ke
rumah kita. Mereka akan dicari oleh ibunya. Ayo kita pulang!
Hari sudah hampir sore. Jangan sampai kita kehujanan,” ujar
sang nenek.
“Tapi kasihan anak burung ini. Mereka pasti kedinginan
dan kelaparan. Di mana mereka akan mencari ibunya?” sahut
Adul.
Mendengar jawaban Adul, akhirnya sang nenek setuju
untuk membawa pulang kedua anak burung. Tampaknya
kedua anak burung itu pun senang karena akan ditolong oleh
Adul dan neneknya.
“Terima kasih. Kami berjanji akan menjadi burung yang
baik,” kata kedua burung itu kepada Adul.
“Iya. Mulai saat ini kita akan menjadi teman,” balas
Adul sambil tersenyum bahagia. Nenek berpesan kepada Adul
untuk selalu merawat kedua burung tersebut.
Hari-hari berlalu dilewati sang nenek, Adul, dan kedua
burung itu dengan penuh kegembiraan. Adul dan kedua
burung tersebut tak terpisahkan. Mereka selalu bermain
bersama-sama. Di mana Adul berada, kedua burung tersebut
juga ada di sampingnya. Sang nenek juga ikut merasa bahagia.
Dia senang melihat persahabatan sang cucu dan anak-anak
burung tersebut.
Tak terasa, kedua anak burung tersebut mulai tumbuh
dewasa. Meskipun ukuran tubuhnya masih kecil, mereka sudah
bisa terbang tinggi. Sang nenek berniat untuk menyampaikan
41 41