Page 53 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 53

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru

            kepada cucunya agar melepaskan kedua burung tersebut.
            Namun karena takut melihat cucunya sedih, sang nenek
            mengurungkan niatnya. Dia harus mencari waktu yang tepat
            untuk menyampaikan niatnya tersebut.
                  Pada suatu sore, sang nenek menghampiri cucunya.

                  “Adul, nenek melihat kedua burung teman Adul sudah
            pada  besar. Nenek senang melihatnya. Sepertinya mereka
            sudah bisa mencari makan sendiri. Bagaimana kalau kita
            pulangkan mereka ke hutan saja ke tempat kita temukan
            mereka?” ujar nenek sambil menggenggam jari jemari Adul.
                  “Tapi Nek. Mereka itu teman Adul. Adul sayang sama
            mereka. Kalau nanti mereka pergi, Adul harus main sama
            siapa? Mereka itu burung-burung yang baik,” ujar Adul
            dengan wajah sedih.
                  “Jangan bersedih Adul! Mereka akan selalu menjadi
            temanmu sampai kapan pun. Kita dapat menemui mereka
            sesekali,” ujar sang nenek.
                  “Tapi mereka akan tinggal di mana? Mereka tidak punya
            rumah seperti kita.”
                  “Jangan khawatir! Kita akan tinggalkan kedua burung
            ini di suatu tempat yang nyaman. Nenek yakin mereka akan
            aman di sana.”
                  “Baiklah Nek. Saya akan melepaskan kedua burung ini.
            Sepertinya lebih baik kedua burung ini hidup di alam bebas.
            Mereka dapat terbang ke mana pun mereka sukai,” ujar Adul.
                  Setelah menyampaikan jawabannya kepada sang nenek,
            Adul pergi menemui kedua burung itu.
                  “Burung-burung yang manis, suatu hari nanti kita akan
            berpisah. Aku sangat sedih, tapi kata nenekku, semua demi
            kebaikan kita bersama,” kata Adul sambil mengusap kedua
            kepala teman kesayangannya itu.


                                       42                                                                              42
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58