Page 54 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 54
Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru
“Tidaaak....tidaaaak!!! Jangan kembalikan kami ke
hutan! Kami senang bersamamu. Kami tidak mau berpisah
denganmu. Kamu satu-satunya teman yang paling kami
sayangi. Kami akan sangat merindukanmu dan juga nenek.
Kami sangat menyayangimu. Jangan pernah lupakan kami!”
teriak kedua burung itu sambil mengepak sayapnya di dalam
sangkar.
“Jangan bersedih! Kita akan selalu bersama” jawab Adul
berlinang air mata.
Keesokan harinya, Adul dan nenek pergi ke hutan.
Mereka berniat memulangkan burung-burung peliharaan
mereka ke habitat aslinya. Di tengah perjalanan, Adul melihat
seekor kadal. Kadal tersebut memiliki mata yang tajam, tubuh
yang besar, dan ekor yang panjang. Ternyata, kadal itu terus-
menerus mengikuti Adul dan neneknya. Tiba-tiba kadal
tersebut melompat melewati langkah Adul dan nenek. Adul
kaget dan merasa ketakutan.
“Kamu siapa? Jangan halangi langkah kami!” ujar Adul
sambil memeluk erat kedua burungnya.
“Saya penghuni hutan ini. Haa,,, Haha,,, Haaaa!” jawab
kadal itu sambil tertawa.
“Tolong jangan halangi jalan kami! Maksud kami baik
datang ke sini,” sahut Adul.
“Siapa kalian? Mengapa kalian ke sini?” tanya kadal.
“Namaku Adul dan ini nenekku. Kami berniat untuk
mengembalikan burung-burung peliharaan kami ke alam
bebas. Apakah engkau dapat menunjukkan tempat yang aman
agar burung-burung ini dapat hidup dengan baik?” tanya
Adul dengan suara gemetar.
“O,,, jadi itu maksud kalian. Baiklah, saya akan
membantu kalian menemukan tempat tinggal yang baik
43 43