Page 60 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 60
Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru
“Iya. Sudah rapi,” kata burung Polociong. “Engkau
terlihat lebih perkasa,” lanjut burung Polociong memuji
penampilan baru burung Talang.
Setelah terpasang mahkota di kepalanya, burung Talang
pun berpamitan kepada sahabatnya. Sekali mengepakkan
saya, burung Talang terbang meninggalkan burung Polociong
seorang diri di atas dahan pohon beringin.
Sepeninggal burung Talang, burung Polociong kembali
ke hutan seorang diri. Hari pertama berlalu, burung Talang
belum kembali. Hari kedua dan hari ketiga berlalu, burung
Talang belum juga kembali.
Pada hari ketiga, burung Polociong mulai gelisah.
“Janjinya hanya sehari,” batin burung Polociong. “Ini sudah
hari ketiga.”
Hinga sore hari, burung Talang belum juga tampak.
Burung Polociong bersedih hati. Ia takut mahkotanya tidak
dikembalikan oleh sahabatnya, burung Talang.
Burung Polociong memutuskan untuk menyampaikan
hal itu kepada Kepala Hutan. Kepala Hutan itu ialah
burung yang menguasai seluruh burung yang ada di Pulau
Buru. Kepada Kepala Hutanlah, burung Polociong akan
menyampaikan hal itu.
Setelah terbang melewati beberapa hutan, akhirnya
burung Polociong tiba di sarang Kepala Hutan. Burung
Polociong menceritakan peristiwa yang dialaminya.
Kepala Hutan mendengarkan dengan baik tuturan burung
Polociong.
Usai mendengar tuturan burung Polociong, Kepala
Hutan marah. Ia tidak suka perbuatan burung Talang itu.
Kepala hutan kemudian memanggil burung Kasturi.
49 49