Page 62 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 62

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru

                  “Ini mahkotanya,” jawab burung Talang sambil
            menunjukkan mahkota yang ada di atas kepalanya.

                  “Sekarang, engkau lepaskan mahkota itu! Kembalikan
            kepada burung Polociong!” perintah Kepala Hutan.

                  “Maaf Kepala Hutan, mahkota ini sudah tidak dapat
            dilepaskan. Mahkota ini telah menyatu dengan paruhku.
            Apabila saya melepasnya, saya akan mati,” kata burung Talang.

                  Rupanya, burung Talang hendak menguasai mahkota
            itu. Ia membuat banyak alasan agar mahkota itu tidak
            dikembalikan kepada burung Polociong. Ia sangat menyukai
            mahkota itu.

                  Mendengar alasan burung Talang, Kepala Hutan
            berkata, “Saya memberimu waktu sehari lagi. Besok sebelum
            matahari  terbenam,  mahkota itu sudah kau  kembalikan
            kepada pemiliknya. Jika tidak, kau akan menerima hukuman
            yang sangat berat.”
                  “Baiklah. Besok saya akan kembalikan mahkota ini
            kepada  burung  Polociong,”  janji  burung  Talang.  Usai  itu,
            burung Talang pergi dari hadapan Kepala Hutan.
                  Keesokan harinya, semua burung yang tinggal di hutan
            telah hadir di tempat sidang. Akan tetapi, burung Talang
            belum juga hadir. Kepala Hutan dan seluruh burung yang
            hadir masih menanti kehadiran burung Talang. Sidang harus
            selesai hari itu.
                  Hari menjelang sore, burung Talang belum juga tampak.
            Burung seisi hutan mencarinya. Tidak ada. Rupanya, burung
            Talang telah melarikan diri pada saat hari masih gelap.
                  Mengetahui hal itu, Kepala Hutan menjadi sangat
            geram. Akhirnya dibuatlah keputusan untuk menghukum
            burung Talang. Semua burung yang tinggal di hutan menjadi
            saksi atas keputusan Kepala Hutan itu.



                                       51                                                                              51
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67