Page 69 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 69
Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru
mata besar nan tajam dari elang raksasa langsung menatap
tajam ke seisi kapal. Terlihatlah sejumlah manusia berdiri di
atas geledak kapal.
“Kalian akan menjadi mangsaku,” kata elang raksasa.
Sesaat kemudian, secara bersamaan, kedua elang raksasa
itu terbang dengan sangat cepat menuju kapal. Lengkingannya
terdengar sampai ke seantero Negeri Tifu. Sangat menakutkan.
Tiba di kapal, elang raksasa itu mengobrak-abrik seisi
kapal. Sayapnya yang kuat dikepakkan menyerang awak
kapal. Kukunya yang tajam, mencengkram apa saja yang akan
dirusak. Elang raksasa itu menyerang dengan sangat brutal.
Seisi kapal hancur berantakan.
Melihat kedua elang raksasa itu menyerang kapal,
nahkoda kapal memberi komando.
“Serbuuuu! Tombak! Bakar elang-elang itu!” teriak
nahkoda kapal .
Mendengar komando nahkoda kapal, semua awak kapal
bergerak bersama menyerbu kedua elang raksasa. Tombak
dihujamkan ke tubuh elang raksasa. Parang di tebaskan berkali-
kali. Mereka harus melumpuhkan kedua elang raksasa itu.
Mendapat perlawanan yang sengit dari awak kapal,
kedua elang raksasa itu terluka. Keduanya mengerang
kesakitan. Tubuhnya terluka terkena hujaman tombak.
Sayapnya terbakar. Kakinya terluka. Darah menetes dari luka-
luka di tubuhnya.
Elang raksasa yang mengamuk tiada hentinya akhirnya
kehabisan tenaga. Keduanya terlihat kewalahan. Gerak
sayap semakin melambat. Sementara itu, awak kapal terus
menyerang keduanya.
Akhirnya kedua elang raksasa itu memutuskan untuk
segera kembali ke gunung Tanusan. Dengan sisa-sisa tenaga,
58 58