Page 80 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 80
Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru
istana. Beliau ingin mengumumkan hasil sayembara yang
telah dibuatnya.
“Putra-putraku yang kusayangi. Selama dua tahun
ini kalian telah melaksanakan tugas-tugas kalian dengan
sangat baik. Ayah tahu, semua kampung yang kalian bangun,
kini masyarakatnya hidup sejahtera. Namun ayah memiliki
penilaian tersendiri terhadap kampung-kampung itu. Ayah
telah memutuskan orang yang pantas menjadi pengganti
ayah,” ujar sang raja kepada keempat anaknya.
“Siapa baginda raja?” suara lantang keluar dari mulut
keempat putra raja.
“Putra-putraku yang tampan dan bijaksana, ayah
tahu kerja keras kalian dalam membangun kampung-
kampung sangat luar biasa. Ayah mengucapkan selamat atas
keberhasilan kalian itu. Namun di antara empat kampung
itu ada satu kampung yang paling berkembang. Kampung
itu ialah kampung yang dipimpin oleh di bungsu, Muhamad.
Saat ini kampung itu terlihat lebih teratur, memiliki sistem
perkebunan dan peternakan yang maju, serta mampu
menghasilkan kerajinan tangan yang luar biasa,” kata sang raja
dengan suara yang pelan namun terdengar tegas.
Setelah mendengar keputusan itu, maka Sumarlin,
Bobon, dan Lutfi berunding untuk mengambil keputusan.
Dari hasil perundingan itu, mereka sepakat untuk menerima
keputusan sang raja. Namun, mereka meminta satu syarat
kepada sang raja, yaitu mereka ingin keluar dari kerajaan yang
dikuasai oleh adiknya.
“Ayah, kalau memang itu keputusan Ayah, kami
bersaudara menerimanya. Tapi dengan satu syarat?” kata
Sumarlin dengan rendah hati.
“Apakah itu wahai anakku?” tanya sang raja.
69 69