Page 201 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 201

http://pustaka-indo.blogspot.com
             apokaliptik  keras  yang  melukiskan  gambaran  menakutkan
             tentang  Tuhan.  Para  pengikutnya  bukan  hanya  diwajibkan
             berpaling  dari  dunia  dan  harus  menjalani  kehidupan
             membujang,  mereka  juga  diajarkan  bahwa  mati  sebagai
             martir  merupakan  satu-satunya  jalan  menuju  Tuhan.
             Kematian  mereka  yang  mengenaskan  demi  iman  akan
             mempercepat  kedatangan  Kristus:  para  martir  adalah
             prajurit-prajurit  Tuhan  yang  terlibat  dalam  pertempuran
             melawan kejahatan. Kredo yang mengerikan ini menarik hati
             ekstremisme  laten  dalam  semangat  Kristen:  Montanisme
             menjalar  seperti  kobaran  api  di  Phyrgia,  Thrace,  Siria,  dan
             gaul. Aliran ini menjadi kuat secara khusus di Afrika Utara,
             yang  penduduknya  pernah  menyembah  dewa-dewa  yang
             menuntut pengurbanan manusia. Pemujaan mereka terhadap
             Baal,  yang  mencakup  pengurbanan  anak  sulung,  baru
             ditumpas oleh Kaisar pada abad kedua. Segera bid‘ah itu pun
             menarik  bagi  pribadi  sekaliber  Tertullian,  teolog  terkemuka
             gereja latin. Di Timur, Clement dan Origen mengajarkan cara
             yang damai dan bahagia untuk kembali kepada Tuhan, tetapi
             di  gereja  Barat  ada  Tuhan  yang  lebih  menakutkan  yang
             menuntut  kematian  tragis  sebagai  syarat  kesetiaan.  Pada
             tahapan ini, Kristen merupakan agama yang berjuang untuk
             tumbuh  di  Eropa  Barat  dan  Afrika  Utara,  dan  sejak  awal
             telah  terdapat  kecenderungan  ke  arah  ekstremisme  dan
             kekerasan.


             Akan  tetapi,  Kristen  di  Timur  sedang  membuat  langkah
             besar, dan menjadi salah satu agama terpenting di kekaisaran
             Romawi pada tahun 235. Orang-orang Kristen kini berbicara
             tentang sebuah gereja Agung dengan satu aturan keimanan
             yang  jauh  dari  sikap  ekstrem  dan  eksentrik.  Para  teolog
             ortodoks  ini  telah  meninggalkan  visi-visi  pesimistik  kaum
             Gnostik,  Marcionis,  dan  Montanisme,  dan  mengambil  jalan
             tengah.  Kristen  menjadi  kredo  perkotaan  yang  menghindari




                            ~194~ (pustaka-indo)
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206