Page 202 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 202

http://pustaka-indo.blogspot.com
             kompleksitas  kultus-kultus  misteri  dan  aksetisme  yang  tidak
             fleksibel. Ia mulai memikat orang-orang berkecerdasan tinggi
             yang  mampu  mengembangkan  keimanan  dalam  garis  yang
             bisa  dipahami  oleh  dunia  Yunani-Romawi.  Agama  baru  itu
             juga  memikat  kaum  wanita:  kitab  sucinya  mengajarkan
             bahwa di dalam Kristus tak ada istilah lelaki atau perempuan
             dan mengajarkan agar kaum pria menghargai istriistri mereka
             sebagaimana Kristus menghargai gerejanya. Kristen memiliki
             semua  keuntungan  yang  dahulu  pernah  membuat  Yudaisme
             menjadi sebuah keimanan yang menarik, dikurangi keharusan
             bersunat dan hukum yang terasa asing. Orang-orang pagan
             terkesan  oleh  sistem  kesejahteraan  yang  dikembangkan
             gereja-gereja dan sikap kasih sayang yang diamalkan orang
             Kristen satu sama lain. Dalam perjuangan panjangnya untuk
             selamat dari penyiksaan dari luar dan perselisihan dari dalam,
             gereja  juga  telah  mengembangkan  organisasi  yang  efisien,
             yang membuatnya nyaris seperti mikrokosmos kekaisaran itu
             sendiri:  multirasial,  meluas,  internasional,  ekumenikal,  dan
             dijalankan oleh birokrasi yang efisien.


             Begitu  ia  menjadi  sebuah  kekuatan  bagi  stabilitas  dan
             memikat Kaisar Konstantin, yang menjadi penganut Kristen
             setelah  pertempuran  di  Jembatan  Milvian  pada  tahun  312,
             Kristen dilegalisasi pada tahun berikutnya. Orang Kristen kini
             bisa  memiliki  rumah,  bebas  beribadah,  dan  memberi
             sumbangsih  yang  nyata  bagi  kehidupan  masyarakat.
             Meskipun  paganisme  masih  berkembang  selama  dua  abad
             berikutnya, Kristen menjadi agama resmi kerajaan dan mulai
             menarik  minat  pengikut-pengikut  baru  yang  datang
             bergabung  ke  gereja  demi  memperoleh  kesejahteraan
             material.  Tak  lama  kemudian,  gereja—yang  mengawali
             kehidupan  sebagai  sebuah  sekte  terlarang  yang  memohon
             toleransi—juga  menuntut  kesesuaian  dengan  hukum  dan
             kredonya  sendiri.  Alasan  kemenangan  Kristen  tidak  jelas;




                            ~195~ (pustaka-indo)
   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207