Page 251 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 251

http://pustaka-indo.blogspot.com
             tanpa  akhir,  di  mana  satu  penuntutan  balas  akan
             menimbulkan pembalasan yang lain jika orang-orang merasa
             bahwa balas dendam itu dilakukan secara tidak proporsional
             terhadap kesalahan asalnya.

             Meskipun tak diragukan lagi kebrutalannya, muruwah  tetap
             memiliki  banyak  kelebihan.  Muruwah  sangat  menekankan
             egalitarianisme  dan  ketidakpedulian  pada  materi,  yang,  lagi-
             lagi,  barangkali  esensial  dalam  wilayah  yang  tidak  memiliki
             persediaan  kebutuhan  pokok  dalam  jumlah  yang  memadai:
             kedermawanan  merupakan  kebajikan  yang  penting  dan
             mengajarkan     orang-orang    Arab     untuk     tidak
             mengkhawatirkan hari esok. Sifat-sifat ini, sebagaimana akan
             kita saksikan, penting maknanya bagi Islam. Muruwah telah
             berdampak  baik  bagi  orang  Arab  selama  berabad-abad,
             namun  sejak  abad  keenam  konsep  itu  tak  lagi  mampu
             menjawab kondisi modernitas. Selama fase terakhir periode
             pra-Islam,  yang  oleh  kaum  Muslim  disebut  periode
             jahiliyyah   (masa   kebodohan),   ketidakpuasan   dan
             kekosongan  spiritual  telah  menyebar  luas.  Orang  Arab
             dikepung  dari  semua  sisi  oleh  dua  imperium  besar,  Persia
             Sassanian dan Byzantium. Ide-ide modern mulai menembus
             masuk ke Arab dari wilayah-wilayah yang berpenghuni; para
             saudagar  yang  bepergian  ke  Suriah  atau  Irak  membawa
             pulang  kisah-kisah  mengagumkan  tentang  kehebatan
             peradaban.

             Namun,  tampaknya  mereka  ditakdirkan  untuk  terus  hidup
             dalam  barbarisme.  Peperangan  antarsuku  yang  tak  henti-
             hentinya terjadi membuat mereka tak mampu mengumpulkan
             sumber  daya  mereka  yang  hanya  sedikit  itu  dan  menjadi
             orang  Arab  bersatu.  Mereka  tak  dapat  menentukan  nasib
             sendiri dan mendirikan sebuah peradaban sendiri. Sebaliknya
             mereka  justru  senantiasa  terbuka  untuk  dieksploitasi  oleh




                            ~244~ (pustaka-indo)
   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256