Page 255 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 255

http://pustaka-indo.blogspot.com
             tokoh  Quraisy  Makkah  memutuskan  untuk  mencari
             hanifiyyah,  agama  asli  Ibrahim.  Sebagian  sarjana  Barat
             telah  menyatakan  bahwa  sekte  hanifiyyah  yang  kecil  ini
             adalah  sebuah  fiksi  agama  yang  menyimbolkan  kegelisahan
             spiritual  zaman  jahiliah,  tetapi  pasti  memiliki  dasar  pijakan
             yang faktual. Tiga di antara keempat hanif itu cukup dikenal
             oleh  generasi  pertama  Muslim:  Ubaidillah  ibn  Jahsy,
             keponakan Muhammad; Waraqah ibn Naufal, yang akhirnya
             beragama  Kristen;  dan  Zaid  ibn  Amr,  paman  Umar  ibn
             Khattab,  salah  seorang  sahabat  dekat  Muhammad  dan
             khalifah kedua dalam pemerintahan Islam. Ada sebuah kisah
             bahwa  pada  suatu  hari,  sebelum  meninggalkan  Makkah
             menuju Suriah dan Irak untuk mencari agama Ibrahim, Zaid
             berdiri  di  sisi  Ka‘bah,  bersandar  ke  bangunan  suci  itu  dan
             berkata kepada orang Quraisy yang sedang melakukan ritus
             mengelilinginya dalam cara yang sudah dilakukan sejak lama:
             “Wahai  Quraisy,  demi  yang  jiwa  Zaid  berada  di  tangannya,
             tak  ada  seorang  pun  dari  kalian  yang  mengikuti  agama
             Ibrahim  kecuali  aku.”  Kemudian  dengan  sedih  dia
             menambahkan,  “Ya  Tuhan,  andaikan  aku  tahu  bagaimana
             engkau  ingin  disembah,  niscaya  aku  akan  menyembahmu
             dengan cara itu; namun aku tidak tahu.” 1

             Kerinduan  Zaid  terhadap  wahyu  ilahi  akhirnya  terpenuhi  di
             Gua  Hira  pada  tahun  610  di  malam  ketujuh  belas  bulan
             Ramadhan,  tatkala  Muhammad  dibangunkan  dari  tidur  dan
             merasakan  dirinya  didekap  oleh  kehadiran  ilahiah  yang
             dahsyat.  Belakangan  dia  menceritakan  pengalaman  luar
             biasa ini dalam istilah-istilah khas Arab. Dia berkata bahwa
             satu malaikat menampakkan diri kepadanya dan memberinya
             sebuah perintah singkat: “Bacalah!” (iqra’!). Seperti halnya
             nabinabi  Ibrani  yang  sering  merasa  berat  mengucapkan
             Firman  Tuhan,  Muhammad  menolak  dan  memprotes,  “Aku
             bukan  seorang  pembaca!”  Dia  bukanlah  seorang  kahin,



                            ~248~ (pustaka-indo)
   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260