Page 260 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 260
http://pustaka-indo.blogspot.com
Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah
mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu
pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai
membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.
Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah
penjelasannya. 8
Sebagaimana semua bentuk kreativitas, ini juga merupakan
proses yang sulit. Muhammad sering masuk ke keadaan
trans dan kadang-kadang seakan kehilangan kesadaran: dia
sering jadi berkeringat, bahkan di hari yang dingin, dan
merasakan beban batin yang berat seperti duka yang
mendorongnya untuk merunduk meletakkan kepala di antara
kedua lututnya, sebuah posisi yang diambil oleh sebagian
mistikus Yahudi kontemporer tatkala mereka masuk ke
keadaan kesadaran yang berubah— meskipun Muhammad
tentunya tidak mengetahui hal ini.
Tidak mengherankan jika Muhammad merasakan wahyu
sebagai ketegangan yang begitu besar: dia bukan hanya
sedang mengupayakan sebuah solusi politik yang sama sekali
baru bagi umatnya, melainkan juga sedang menyusun salah
satu karya sastra dan spiritual klasik terbesar sepanjang
zaman. Dia yakin bahwa dia tengah menyusun Firman Tuhan
yang tak terucapkan ke dalam bahasa Arab, karena Al-
Quran bersifat sentral bagi spiritualitas Islam sebagaimana
halnya Yesus, sang logos, bagi Kristen. Kita mengetahui
lebih banyak tentang Muhammad dibanding para pendiri
agama besar lainnya, dan, di dalam Al-Quran, yang waktu
turun berbagai surah atau bagiannya dapat diketahui dengan
tingkat akurasi yang masuk akal, kita dapat melihat
bagaimana visi Muhammad berevolusi secara perlahan dan
menjadi semakin universal dalam cakupannya. Pada awalnya
dia tidak melihat lingkup tugas yang harus dipikulnya, karena
~253~ (pustaka-indo)