Page 257 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 257
http://pustaka-indo.blogspot.com
untuk menjadi penyair, jinnya menampakkan diri kepadanya,
mengempaskannya ke tanah, dan mendorong kata-kata ilham
keluar dari mulutnya. hanya inilah bentuk pengilhaman yang
dikenal oleh Muhammad. Bayangan bahwa dia mungkin
telah menjadi majnun, dikuasai jin, memenuhi dirinya dengan
rasa putus asa seakan-akan keinginannya untuk hidup pupus
sudah. Dia sangat tidak menyenangi para kahin itu, yang
biasanya mengeluarkan nubuat berupa kata-kata kosong
yang tak masuk akal, dan dia pun sangat berhati-hati untuk
membedakan Al-Quran dari syair-syair Arab konvensional.
Kini, sembari bergegas keluar dari gua, Muhammad merasa
seakan ingin mengempaskan dirinya dari puncak bukit.
Namun, di sisi bukit dia kembali melihat sesosok makhluk
yang, kemudian, diidentifikasinya sebagai Malaikat Jibril:
Ketika aku berada di tengah jalan perbukitan,
aku mendengar suara dari langit berkata: “Hai
Muhammad! Engkau adalah utusan Tuhan dan aku
adalah Jibril.” Aku menengadahkan kepala ke
arah langit untuk melihat siapa yang
berbicara, dan, kulihat Jibril dalam rupa
seorang manusia dengan kaki di kedua sisi
ufuk … aku berdiri memandangnya, tak bergerak
surut atau maju; kemudian aku memalingkan
wajah darinya, namun ke bagian langit mana
pun kulayangkan pandangan, dia tetap
3
terlihat.
Di dalam Islam, Jibril sering diidentifikasikan sebaga Ruh
Suci pembawa wahyu, perantara yang melaluinya Tuhan
berkomunikasi dengan manusia. Dia bukanlah malaikat
naturalistik, melainkan hadir di mana-mana sehingga mustahil
bisa melarikan diri darinya. Muhammad telah mendapatkan
pemahaman luar biasa tentang realitas ilahi, yang oleh nabi-
nabi Ibrani disebut kaddosh, kesucian, keberbedaan Tuhan
dari segala sesuatu. Ketika mengalaminya, mereka juga telah
~250~ (pustaka-indo)