Page 265 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 265

http://pustaka-indo.blogspot.com
             senang  menyelenggarakan  thawaf  mengelilingi  tempat  suci
             itu,  tetapi  ketika  mereka  meletakkan  diri  dan  keberhasilan
             material  mereka  sendiri  di  pusat  kehidupan,  mereka  lupa
             akan  makna  ritus-ritus  kuno  ini.  Mereka  harus  melihat
             “tanda-tanda” (ayat)  rahmat  dan  kekuasaan  Tuhan  di  alam
             semesta.  Jika  mereka  gagal  mewujudkan  kembali  rahmat
             Tuhan  dalam  masyarakat  mereka  sendiri,  mereka  takkan
             dapat  menangkap  hakikat  dari  segala  sesuatu.  Oleh  karena
             itu,  para  pengikut  Muhammad  diperintahkan  untuk
             menunaikan  ibadah  shalat.  Gerakan-gerakan  eksternal  ini
             akan  membantu  seorang  Muslim  menanamkan  sikap  batin
             dan menetapkan kembali arah kehidupan mereka.


             Agama Muhammad dikenal dengan nama islâm, kepasrahan
             eksistensial  yang  diharapkan  untuk  diberikan  setiap  Muslim
             kepada  Allah:  seorang  muslim  adalah  seseorang  yang
             menyerahkan segenap dirinya kepada Sang Pencipta. Kaum
             Quraisy  terkejut  ketika  melihat  umat  Muslim  generasi
             pertama  melakukan  shalat:  mereka  tidak  bisa  menerima
             bahwa  anggota  suku  Quraisy  yang  selama  berabad-abad
             telah  membanggakan  independensi  Badui  harus  tersungkur
             bersujud  di  atas  tanah  seperti  seorang  budak.  Hal  ini
             mengakibatkan kaum Muslim harus menarik diri ke lembah-
             lembah kecil tersembunyi di sekitar kota untuk melaksanakan
             shalat secara rahasia. Reaksi kaum Quraisy memperlihatkan
             bahwa Muhammad telah mendiagnosis spirit mereka dengan
             sangat tepat.

             Dalam  praktiknya,  islâm  berarti  bahwa  kaum  Muslim
             memiliki kewajiban untuk menciptakan masyarakat yang adil
             dan  setara  di  mana  orang-orang  miskin  dan  lemah
             diperlakukan  secara  layak.  Pesan  moral  Al-Quran  yang
             pertama sederhana saja: janganlah menimbun kekayaan dan
             mencari  keuntungan  bagi  diri  sendiri,  tetapi  bagilah




                            ~258~ (pustaka-indo)
   260   261   262   263   264   265   266   267   268   269   270