Page 286 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 286
http://pustaka-indo.blogspot.com
posisi itu, dan tampak masuk akal pula untuk membayangkan
bahwa pengikut Taurat dan Injil telah memasukkan unsur-
unsur yang tidak autentik ke dalam hanifiyyah—agama
murni Ibrahim—seperti hukum lisan yang dikembangkan oleh
para rabi dan doktrin Trinitas yang tak bisa diterima itu.
Muhammad juga belajar bahwa di dalam kitab suci mereka
sendiri, bangsa Yahudi disebut sebagai kaum yang tidak
beriman, yang telah beralih kepada keberhalaan dengan
menyembah patung lembu emas. Polemik tentang bangsa
Yahudi di dalam Al-Quran cukup panjang lebar dan
memperlihatkan betapa kaum Muslim telah merasa terancam
akibat penolakan Yahudi ini, meskipun Al-Quran tetap
mengajarkan bahwa tidak semua “kaum yang menerima
32
wahyu terdahulu” telah terjerumus ke dalam kesesatan dan
bahwa pada dasarnya semua agama itu satu.
Dari orang-orang Yahudi Madinah yang bersikap bersahabat,
Muhammad juga belajar tentang kisah Ismail, putra sulung
Ibrahim. Di dalam Alkitab, Ibrahim mempunyai anak laki-laki
dari selirnya Hajar. Ketika Sarah telah melahirkan Ishak, dia
menjadi sangat cemburu dan menuntut agar Ibrahim
mengusir Hajar dan Ismail. Untuk menghibur Ibrahim, Tuhan
berjanji bahwa Ismail juga akan menjadi bapak sebuah
bangsa yang besar. Orang Yahudi Arab telah menambahkan
legenda-legenda lokal mereka sendiri kepada kisah itu
dengan menyatakan bahwa Ibrahim meninggalkan Hajar dan
Ismail di lembah Makkah, dan Tuhan memberi perlindungan
kepada mereka di sana dengan cara memancarkan mata air
suci Zamzam ketika anak kecil itu nyaris mati kehausan.
Kemudian, Ibrahim mengunjungi Ismail dan mereka berdua
mendirikan Ka‘bah, bangunan suci pertama bagi Tuhan Yang
Esa. Ismail telah menjadi bapak bangsa Arab, dan, seperti
halnya orang-orang Yahudi, mereka juga keturunan Ibrahim.
Ini tentu merupakan sesuatu yang menyenangkan untuk
~279~ (pustaka-indo)