Page 289 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 289

http://pustaka-indo.blogspot.com
             “tak  ada  paksaan  dalam  beragama”.  Di  dalam  Al-Quran,
             perang  dipandang  sebagai  sesuatu  yang  mesti  dijauhi:  satu-
             satunya  perang  yang  diizinkan  adalah  perang  untuk
             mempertahankan diri. Kadang kala perang diperlukan untuk
             menegakkan  nilai-nilai  yang  pantas,  sebagaimana  orang
             Kristen  meyakini  tentang  perlunya  perang  melawan  hitler.
             Muhammad  memiliki  bakat  politik  tingkat  tinggi.  Di  akhir
             hayatnya,  mayoritas  suku-suku  Arab  telah  bergabung  ke
             dalam ummah,  meskipun,  seperti  yang  diketahui  persis  oleh
             Muhammad,  islâm  mereka  kebanyakan  masih  bersifat
             nominal  atau  di  permukaan  saja.  Pada  tahun  630,  Makkah
             membuka  pintu  gerbangnya  kepada  Muhammad  yang
             berhasil  mengambil  alih  kota  itu  tanpa  pertumpahan  darah.
             Pada tahun 632, beberapa saat sebelum wafat, Muhammad
             melaksanakan  apa  yang  disebutnya  Hujjatul  Wada‘  (haji
             Perpisahan).  Dalam  kesempatan  itu,  beliau  melakukan
             Islamisasi  atas  ritus  hajj  kaum  pagan  Arab  kuno  dan
             menjadikan  ziarah  yang  sangat  disenangi  orang-orang  Arab
             ini sebagai rukun Islam yang kelima.


             Setiap  Muslim  berkewajiban  melaksanakan  ibadah  haji
             setidak-tidaknya  satu  kali  dalam  seumur  hidup  jika  mampu.
             Secara  alamiah  para  jamaah  haji  akan  mengenang
             Muhammad,  tetapi  ritus-ritus  itu  telah  ditafsirkan  untuk
             mengingatkan  mereka  kembali  kepada  Ibrahim,  Hajar,  dan
             Ismail daripada Nabi mereka sendiri. Meski kelihatan ganjil
             bagi orang luar—seperti halnya ritus religius dan sosial asing
             lainnya—ritus  ini  mampu  membangkitkan  pengalaman
             keagamaan     yang   kuat    dan   dengan    sempurna
             mengekspresikan  aspek-aspek  komunal  dan  personal  dari
             spiritualitas  Islam.  Pada  masa  sekarang,  banyak  di  antara
             jamaah haji yang berkumpul pada waktu tertentu di Makkah
             bukanlah  orang  Arab,  melainkan  mereka  telah  mampu
             mengubah  upacara  Arab  kuno  itu  menjadi  tradisi  mereka




                            ~282~ (pustaka-indo)
   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294