Page 290 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 290

http://pustaka-indo.blogspot.com
             sendiri.  Ketika  berkumpul  di  Ka‘bah,  mengenakan  pakaian
             ihram yang menghilangkan semua perbedaan ras atau kelas
             sosial, mereka merasa terbebas dari jerat egoistik kehidupan
             sehari-hari  dan  menyatu  di  dalam  sebuah  komunitas  yang
             memiliki  satu  fokus  dan  orientasi.  Mereka  bersama-sama
             menggemakan:  “Aku  memenuhi  panggilan-Mu,  ya  Allah,”
             sebelum  berthawaf  mengelilingi  bangunan  suci  itu.  Makna
             esensial  dari  ritus  ini  dipaparkan  dengan  baik  oleh  Ali
             Syari‘ati, filosof Iran kontemporer:

                   Tatkala  berthawaf  dan  bergerak  mendekati
                   Ka‘bah,  engkau  akan  merasa  bagaikan  anak
                   sungai  yang  bergabung  dengan  sebuah  sungai
                   besar.  Dihanyutkan  ombak,  kau  tak  bisa
                   menyentuh tanah. Engkau tiba-tiba mengambang,
                   terbawa  oleh  arus  itu.  Ketika  semakin
                   mendekat  ke  pusat,  tekanan  dari  keramaian
                   orang  mendesak  begitu  kuat  sehingga  engkau
                   seakan-akan  diberi  sebuah  kehidupan  baru.
                   Kini,  engkau  menjadi  bagian  dari  Orang
                   Banyak;  kini  engkau  adalah  seorang  Manusia,
                   hidup  dan  abadi  ….  Ka‘bah  adalah  mentari
                   dunia  yang  wajahnya  menarik  engkau  masuk  ke
                   dalam  orbitnya.  Engkau  telah  menjadi  bagian
                   dari  sistem  universal  ini.  Dengan  berthawaf
                   mengelilingi    Allah,   engkau   akan   segera
                   terlupa  pada  diri  sendiri  ….  Engkau  telah
                   berubah  menjadi  partikel  yang  perlahan-lahan
                   lebur  dan  sirna.  Ini  adalah  puncak  cinta
                   absolut. 34
             Orang  Yahudi  dan  Kristen  juga  telah  menekankan
             spiritualitas  komunitas.  Ibadah  haji  menawarkan  kepada
             setiap individu Muslim pengalaman integrasi personal dalam
             konteks  ummah,  dengan  Tuhan  sebagai  porosnya.  Seperti
             dalam  kebanyakan  agama,  perdamaian  dan  keselarasan
             merupakan  tema-tema  ziarah  yang  penting,  dan  ketika
             jamaah  haji  memasuki  tempat  suci  itu,  kekerasan  dalam



                            ~283~ (pustaka-indo)
   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295