Page 287 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 287
http://pustaka-indo.blogspot.com
didengar oleh Muhammad: setelah mempersembahkan
kepada orang Arab kitab suci dalam bahasa mereka sendiri,
sekarang dia pun telah menemukan akar keimanan mereka
dalam keyakinan para leluhur.
Pada Januari 624, ketika semakin jelas bahwa permusuhan
orang Yahudi Madinah bersifat permanen, agama baru ini
menegaskan kemandiriannya. Kaum Muslim diperintahkan
untuk melaksanakan shalat dengan berkiblat ke Ka‘bah,
bukan lagi ke Yerusalem. Perubahan arah kiblat shalat ini
telah disebut sebagai langkah keagamaan Muhammad yang
paling kreatif. Dengan menghadapkan diri ke arah Ka‘bah,
yang bebas dari pengaruh kedua wahyu terdahulu, kaum
Muslim secara tegas menyatakan bahwa mereka tidak
beraliansi dengan agama mana pun yang sudah ada
sebelumnya, tetapi menyerahkan diri mereka hanya kepada
Allah semata. Mereka justru kembali ke agama primordial
Ibrahim, muslim pertama yang menyerahkan diri kepada
Allah dan mendirikan rumah sucinya:
Dan mereka berkata, “Hendaklah kamu menjadi
penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya
kamu mendapat petunjuk.” Katakanlah, “Tidak,
bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang
lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari
golongan orang musyrik.”
Katakanlah (hai orang-orang mukmin), “Kami
beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan
kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada
Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak
cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa
dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-
nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-
bedakan seorang pun di antara mereka dan kami
hanya tunduk patuh kepada-Nya.” 33
~280~ (pustaka-indo)