Page 288 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 288
http://pustaka-indo.blogspot.com
Sungguh adalah perbuatan syirk jika orang lebih memilih
tafsiran tentang kebenaran yang semata berasal dari manusia
daripada Tuhan itu sendiri.
Kaum Muslim menghitung awal kalender mereka tidak dari
tahun kelahiran Muhammad atau dari tahun turunnya wahyu
pertama—karena memang tak ada sesuatu yang baru dalam
hal-hal ini—melainkan dari tahun terjadinya peristiwa hijrah
(migrasi ke Madinah) ketika kaum Muslim mulai
menjalankan rencana ilahi dalam sejarah dengan menjadikan
Islam sebuah realitas politik. Kita telah menyaksikan bahwa
Al-Quran mengajarkan bahwa semua umat beragama
mengemban tugas menegakkan masyarakat yang adil dan
merata, dan kaum Muslim berupaya menjalankan panggilan
politis ini dengan sangat serius. Sejak awal, Muhammad tidak
pernah bermaksud menjadi seorang pemimpin politik, tetapi
kejadian-kejadian yang tak pernah terduga sebelumnya telah
mendorongnya masuk ke dalam solusi politik yang
sepenuhnya baru bagi orang Arab. Selama sepuluh tahun
antara hijrah hingga wafatnya pada tahun 632, Muhammad
dan kaum Muslim generasi pertama terlibat dalam
pertempuran tragis untuk bertahan melawan musuh-musuh di
Madinah dan kaum Quraisy di Makkah, yang semuanya
begitu bernafsu untuk menghancurkan ummah.
Di Barat, Muhammad sering ditampilkan sebagai panglima
perang, yang mendesakkan Islam kepada dunia yang enggan
menerimanya dengan kekuatan militer. Namun,
kenyataannya sungguh berbeda. Muhammad berperang
untuk mempertahankan nyawanya, sambil mengembangkan
sebuah teologi peperangan demi keadilan menurut Al-Quran
yang tentunya bisa disepakati kebanyakan orang Kristen, dan
tidak pernah memaksa siapa pun untuk berpindah ke
agamanya. Al-Quran pun dengan tegas menyatakan bahwa
~281~ (pustaka-indo)