Page 296 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 296

http://pustaka-indo.blogspot.com
             sangat berbeda dari kehidupan sederhana yang dijalani Nabi
             dan  para  Sahabatnya.  Kaum  Muslim  yang  paling  saleh
             menentang pihak penguasa dengan pesan sosialis Al-Quran
             dan berupaya menjadikan Islam tetap relevan dengan kondisi
             baru  itu.  Berbagai  paham  dan  sekte-sekte  yang  berbeda
             bermunculan.


             Solusi yang paling populer ditawarkan oleh para fuqaha dan
             ahli  hadis  yang  berupaya  untuk  kembali  kepada  idealisme
             Muhammad  dan  khulafa’  al-rasyidun.  Ini  mengakibatkan
             pembentukan  hukum  syariat,  undang-undang  serupa  Taurat
             yang didasarkan pada Al-Quran serta kehidupan dan ucapan
             Nabi. Pada saat itu telah beredar sejumlah besar tradisi lisan
             tentang ucapan (hadis) dan perbuatan (Sunnah) Muhammad
             dan  para  Sahabatnya.  Tradisi-tradisi  ini  telah  dikumpulkan
             selama abad kedelapan dan kesembilan oleh sejumlah editor.
             Yang  paling  terkemuka  di  antara  mereka  adalah  Ismail  Al-
             Bukhari  dan  Muslim  ibn  Al-hijjaj  Al-Qusyairi.  Karena
             Muhammad  diyakini  telah  berserah  diri  secara  sempurna
             kepada  Allah,  dia  menjadi  teladan  dalam  kehidupan  sehari-
             hari kaum Muslim. Meneladani cara Muhammad berbicara,
             mencintai,  makan,  membersihkan  diri,  dan  beribadah,  dapat
             membantu  kaum  Muslim  untuk  menjalani  kehidupan  yang
             peka  terhadap  keilahian.  Dengan  menjalani  hidup  seperti
             Nabi,  mereka  berharap  untuk  mencapai  ketundukan  batin
             Nabi kepada Allah. Maka, ketika seorang Muslim mengikuti
             sunnah  dengan  saling  mengucapkan,  “Assalamu‘alaikum”
             (semoga  keselamatan  dilimpahkan  kepadamu)  sebagaimana
             yang  biasa  dilakukan  Nabi,  ketika  mereka  bersikap  baik
             terhadap binatang, menyantuni anak yatim dan fakir miskin,
             berbuat baik dan jujur dalam pergaulan mereka dengan orang
             lain sebagai tindakan yang meneladani Nabi, mereka menjadi
             ingat  kepada  Allah.  Tindakan  lahiriah  ini  tidak  dipandang
             sebagai  tujuan  akhir,  tetapi  hanya  sebagai  sarana  untuk




                            ~289~ (pustaka-indo)
   291   292   293   294   295   296   297   298   299   300   301