Page 301 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 301

http://pustaka-indo.blogspot.com
             generasi.

             Berbagai  aliran  Syiah  mengurai  silsilah  suci  itu  secara
             berbeda-beda.  Syiah  Dua  Belas  Imam,  misalnya,
             memuliakan  dua  belas  keturunan  Ali  lewat  garis  Husain,
             hingga  pada  tahun  939,  imam  terakhir  bersembunyi  dan
             menghilang dari masyarakat; tak ada lagi keturunan setelah
             dia,  sehingga  garis  itu  pun  terputus.  Syiah  Ismailiyah,  yang
             dikenal  pula  sebagai  Syiah  Tujuh,  meyakini  bahwa  imam
             ketujuh  dalam  garis  inilah  yang  merupakan  imam  terakhir.
             Paham  tentang  Al-Mahdi  muncul  di  kalangan  Syiah  Dua
             Belas  yang  meyakini  bahwa  imam  kedua  belas  atau  imam
             yang  gaib  itu  akan  kembali  untuk  menahbiskan  zaman
             kegemilangan.  Ini  merupakan  gagasan  yang  berbahaya.
             Bukan hanya subversif secara politis, melainkan gagasan ini
             cenderung  untuk  ditafsirkan  secara  kasar  dan  gampangan.
             Oleh  karena  itu,  kalangan  Syiah  yang  lebih  ekstrem
             mengembangkan  tradisi  esoterik  berdasarkan  penafsiran
             simbolik terhadap Al-Quran, seperti yang akan kita saksikan
             pada bab mendatang. Keyakinan mereka terlalu musykil bagi
             mayoritas  Muslim,  yang  tidak  dapat  menerima  gagasan
             tentang  inkarnasi,  sehingga  Syiah  biasanya  terdapat  di
             kalangan kelas yang lebih aristokratis dan intelektual. Sejak
             Revolusi Iran, orang Barat cenderung melihat Syiah sebagai
             sekte Islam yang secara inheren bersifat fundamentalis. Ini
             penilaian yang tidak akurat. Syiah telah berkembang menjadi
             tradisi  yang  canggih.  Sesungguhnya,  Syiah  memiliki  banyak
             kesamaan  dengan  kaum  Muslim  yang  secara  sistematik
             berupaya  mengaplikasikan  argumen-argumen  rasional
             terhadap Al-Quran. Kaum rasionalis ini, yang dikenal sebagai
             Mu‘tazilah,  membentuk  kelompok  tersendiri;  mereka  juga
             memiliki  komitmen  politik  yang  teguh:  seperti  kaum  Syiah,
             orang-orang  Mu‘tazilah  sangat  kritis  terhadap  gaya  hidup
             mewah  para  penguasa  dan  sering  aktif  secara  politis




                            ~294~ (pustaka-indo)
   296   297   298   299   300   301   302   303   304   305   306