Page 298 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 298

http://pustaka-indo.blogspot.com
             transenden  juga  merupakan  kehadiran  imanen  yang  dapat
             ditemukan  di  dunia.  Seorang  Muslim  dapat  menanamkan
             rasa kehadiran ilahi ini melalui cara-cara yang sangat mirip
             dengan yang ditemukan oleh kedua agama yang lebih tua itu.

             Seorang  Muslim  yang  menegakkan  kesalehan  berdasarkan
             teladan  Muhammad  secara  umum  disebut  sebagai  ahl  al-
             hadits, kaum tradisionis. Mereka menarik bagi orang awam
             karena  etika  mereka  yang  sangat  egalitarian.  Mereka
             menentang  kemewahan  pemerintahan  Dinasti  Umayah  dan
             Abbasiyah,  tetapi  bukan  dalam  bentuk  taktik-taktik
             revolusioner  Syiah.  Mereka  tidak  percaya  bahwa  khalifah
             haruslah  seorang  yang  memiliki  kualitas  spiritual  yang  luar
             biasa: khalifah hanyalah seorang administrator pemerintahan.
             Sungguhpun  demikian,  dengan  menekankan  kesucian  Al-
             Quran  dan  Sunnah,  setiap  Muslim  memiliki  sarana  untuk
             berhubungan  langsung  dengan  Tuhan  dan  berpotensi  untuk
             menjadi  sangat  kritis  terhadap  kekuatan  absolut.  Tak
             dibutuhkan kasta pendeta untuk bertindak sebagai perantara.
             Setiap  Muslim  bertanggung  jawab  di  hadapan  Tuhan  atas
             nasib dan peruntungannya sendiri.

             Di atas segalanya, kaum tradisionis mengajarkan bahwa Al-
             Quran  adalah  sebuah  realitas  abadi,  seperti  halnya  Taurat
             atau logos, yang dalam beberapa hal menyangkut Tuhan itu
             sendiri;  realitas  itu  telah  bersemayam  di  dalam  pikirannya
             jauh  sebelum  waktu  berawal.  Doktrin  mereka  tentang
             ketakterciptaan  Al-Quran  mengandung  pengertian  bahwa
             ketika  kitab  itu  dibaca,  umat  Muslim  bisa  secara  langsung
             mendengar  Tuhan  Yang  Mahagaib.  Al-Quran  mewakili
             kehadiran  Tuhan  di  tengah-tengah  mereka.  Firmannya
             berada  di  bibir  mereka  pada  saat  mereka  membaca  kata-
             kata  suci  di  dalam  kitab  itu,  dan  ketika  mereka  memegang
             mushaf Al-Quran, mereka seakan-akan menyentuh kesucian




                            ~291~ (pustaka-indo)
   293   294   295   296   297   298   299   300   301   302   303