Page 229 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 229
spektif saya, inilah gelar doktor yang sesungguhnya karena di-
capai melalui proses yang panjang, kerja keras, dan tidak dapat
dibeli atau diminta.
Kedua, Doktor Honoris Causa (Dr. HC), yaitu gelar doktor
kehormatan yang diberikan kepada seseorang yang dianggap
telah berjasa dalam bidang tertentu, terutama untuk pengem-
bangan ilmu pengetahuan. Orang Indonesia yang terbanyak
memperoleh gelar doktor HC adalah Presiden Soekarno, konon
sampai 26 gelar doktor honoris causa. Tapi orang tidak pernah
mempersoalkan gelar doktor honoris causa yang disandang oleh
Soekarno karena memang dianggap layak menyandang banyak
gelar tersebut. Selain dikenal sebagai negarawan, Soekarno juga
dikenal sebagai arsitek dan seniman. Ia juga produktif menulis
buku sehingga buah pikirannya dikenal publik. Dengan kata lain,
pantaslah Soekarno menyandang gelar doktor yang mencapai
puluhan tersebut. Demikian pula Mohammad Hatta yang juga
menyandang gelar doktor honoris causa. Dia meninggalkan
banyak karya tulis dan pemikiran yang sampai sekarang masih
dikaji dan diyakini kebenarannya oleh banyak kalangan.
Hal yang sama terjadi pada pemberian gelar Doktor HC
kepada Ki Hadjar Dewantara sebagai seorang peletak dasar
pendidikan nasional. Publik tidak pernah mempersoalkan pem-
berian gelar tersebut, karena pikiran-pikiran dan semangat per-
juangan pendidikan Ki Hadjar Dewantara sampai sekarang masih
tetap menjadi acuan baik oleh birokrat, ahli-ahli pendidikan,
maupun masyarakat awam. Konsep pendidikan yang memerde-
k a k a n — y a n g pas untuk dijalankan pada waktu sekarang,
misalnya —digagas oleh Ki Hadjar Dewantara saat bangsa
Indonesia belum merdeka. Oleh sebab itu, tidaklah berlebihan,
bahkan dapat dikatakan amat wajar, bila Ki Hadjar Dewantara
memperoleh gelar doktor honoris causa.
Tapi gelar doktor HC yang tercecer di mana-mana sekarang
ini sulit dipahami, karena kita tidak tahu buah pikirannya, apa-
lagi karya tulis atau karya lainnya yang dapat dinikmati oleh