Page 245 - Tan Malaka - MADILOG
P. 245

badannya,  terutama  tengkoraknya  manusia.  Kutuknya  seorang  pawang
             yakni manusia yang sudha dilatih dianggap mengandung kodrat.

             Perkara B. KEPERCAYAAN PADA JIWA.
             Disamping kodrat orang yang tak beragama tadi “heiden” kata Belanda,
             jahiliah percaya adanya Jiwa. Tidak saja manusia, tetapi juga tumbuhan
             dan hewan dianggap ber-Jiwa. Orang menyangka, Jiwa ini meninggalkan
             badannya  orang  tidur.  Apa  yang  disaksikan  oleh  Jiwa,  itulah  yang
             disaksikan oleh yang tidur dalam mimpinya. Juwa pada masa sakit Jiwa
             itu disangka meninggalkan jasmani. Apabila Jiwa itu tak kembali, maka
             matilah orang itu. Orang tak beragama (sikafir ini!) percaya pula, bahwa
             Jiwa  itu  terus  hidup.  Pada  kepercyaan  inilah  berdasarkan  pemujaan
             nenek moyang yang sudah meninggal.

             Jiwa  nenek  yang  sudha  melayang  iut  mesti  dipuja  dan  diberi  kurban,
             maka  Arwah  itu  terus  menjaga  anak-cucunya  serta  adat-istiadat  yang
             ditinggalkannya.  Kejahatan  akan  dihukum  dan  kebaikan  akan  diupah.
             Sebab  itulah  masyarkat  dan  adat-istiadat  yang  dipusakakan  nenek
             moyang dijaga betul-betul.

             Banyak pula yang percaya Jiwa itu bisa pindah kepada hewan yang agagh
             seperti  macan  dan  buaya.  Sebab  itu  hewan  semacam  itu  tak  boleh
             dibunuh.
             Ahli Barat menamai kepercayaan semacam itu animisme (anima artinya
             jiwa).  Ahli  Barat  yang  mempelajari  asal  usulnya  w  a  y  a  n  g  hampir
             semua berpendapatan, bahwa mulnya wayang itu gunanya buat memuja
             arwahnya nenek moyang. Arwahnya dipanggil buat meminta nasihat dan
             semangat  yang  perlu  buat  menyelesaikan  atau  menjalankan  sesuatu
             pekerjaan  yang  penting  atau  berhaya.  Mulanya  pekerjaan  itu
             dijalankanoleh Kepala keluarga, kemudian oleh ahli terkhusus, bernama
             “s y a m a n”. Syaman ini terdapat hampir diseluruh Indonesia.

             Perkara C. KEPERCAYAAN PADA HANTU.
             Hantu  ini  tiadalah  berasal  dari  manusia.  Hantu  inilah  yang  menguasai
             hujan, topan, kilat, panas dan gempa. Mereka tinggal di gua batu, dekat
             air  mancur,  dipegunungan  dan  Rimba  Raya.  Ada  hantu  yang  baik  ada
             pula yang jahat. Daintaranya ada hantu terkuasa, yang bisa me-upah yang
             berjasa dan menghukum yang berdosa.

             Pawang berhubngan dengan hantu itu memintakan ataupun nasihat atau
             bahagia.





             244
   240   241   242   243   244   245   246   247   248   249   250