Page 25 - Tan Malaka - MADILOG
P. 25

sendi  kekuasaan.  Si  Amerika  tadi  tiada  meramalkan  mungkin
             kelak rakyat Indonesia sendiri menguasai negaranya sendiri, tak
             mau  menjadi  umpan  atau  makanan  negara  lain,  seperti  lebih
             dari 300 tahun belakangan ini.
             Saya sudah kenal sama tambang besi di Malaka dan Indonesia
             utara, Filipina. Baru ini saja saya kagumi tambang minyak yang
             besar di Pangkalan bradan, Pelaju dan sungai Gerang. Saya tahu
             adanya tambang minyak di Tarakan dan Balikpapan, batu arang
             di  Malaka,  Sawah  Lunto,  Bukit  Assam  dsb,  tambang  timah  di
             Bangka  dan  Belitung.  Saya  tahu  ratusan  ribu  pekerja  yang
             terikat oleh kereta api, tram, mobil, kapal laut dan udara, pos,
             telepon, telegram dan radio. Ratusan ribu pekerja pada bengkel,
             pabrik  besi,  kimia,  gula,  teh,  kain,  sabun,  dan  lain-lain.  Pada
             masa saya berangkat ketika lebih dari 20 tahun dahulu jumlah
             kaum  pekerja  itu  sudah  2  atau  3  juta  orang.  Sekarang  sudah
             tentu lebih dari itu. Banyaknya dan sifatnya perusahaan dalam
             20 tahun belakangan ini memang sudah bertambah. Begitu juga
             banyaknya serta sifatnya prajurit pekerja.

             Pekerja  di  dalam  tambang  minyak,  besi,  timah,  bengkel  dan
             pabrik  dan  pada  pengangkutan  inilah  tulang  belakangnya
             ekonomi  Indonesia.  Inilah  kaum  yang  bisa  dikerahkan  buat
             menyokong  berdirinya  dan  majunya  Indonesia  Merdeka  yang
             sejati  dan  terus-menerus  mempertahankan  kemerdekaan  itu.
             Dekatilah golongan pekerja ini! Masuklah klasnya! Dengan klas
             ini  bersama  dengan  golongan  lain,  maka  klas  pekerja  seolah-
             olah  akan  menjadi  klas,  sebagai  "teras’’  yang  dikelilingi  kayu
             dan  kulit,  kalau  ia  terus  maju  ke  muka  buat  mencapai
             kemerdekaan sejati dan mendirikan negara yang cocok dengan
             kemakmuran sama-rata dan persaudaraan.

             Tetapi  tuan  mesti  kupas  masyarakat  sekarang,  dengan  cara
             berpikir yang  beralasan  benda,  bukan roh,  yang  bertentangan,
             bukan  perdamaian,  memakai  undang  berpikir  yang  bukan
             fantastis,  bertahyul,  sembarangan.  Jelaskan  pentingnya  benda
             buat  kesehatan  kecerdasan,  kebudayaan,  kemerdekaan  dan
             kesenangan.  Kupaslah  pertentangan  upah  dan  untung,
             pertentangan proletar dan kapitalis. Pertentangan politik buruh
             dan  politik  majikan  dan  akhirnya  pertentangan  kebudayaan
             kaum  pekerja  dengan  kebudayaan  kaum  hartawan  yang



             24
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30