Page 299 - Tan Malaka - MADILOG
P. 299

Bani  Israel,  yang  terdiri  dari  beberapa  suku,  yang  cerai-berai  tidak
             bersatu adat dan kepercayaannya hidup sebagai penggembala di Egypte
             dibawah Raja Fir’aun itu, diisap, ditindas, serta dipandang rendah sekali
             oleh  bangsa  Egypte.  Mereka  pada  satu  ketika  memutuskan  hendak
             melarikan  diri  ke  Negara  baru  yang  dijanjikan  Tuhan  (Palestina).
             Sudahlah  tentu  mereka  tak  mempunyai  senjata  cukup,  atau  kepandaian
             keserdaduan yang cukup. Mereka bangsa teripsah, tertindas dan terhina.
             Merka dikejar oleh Fir’aun sudah tentu dengan laskar yang cukup senjata
             dan  kepandaian  kemiliterannya.  Kalau  Fir’aun  berhasil  usahanya,
             sudahlah tentu semuanya atau sebagian besar bani Israel akan dipancung
             atau dikubur hidup-hidup.
             Dalam pertarungan yang sama sekali tidak seimbang inilah pula timbul
             seorang pemimpin yang Cuma satu dua bisa didapat dalam seribut tahun.
             Kalau  dibuka  selimut  kegaiban  yang  diselimutkan  pada  tubuhnya  oleh
             bangsanya,  maka  berdirilah  dimuka  kita  satu  manusia  yang  mesti
             mendapat kehormatan dari bangsa dan masa manapun juga, Nabi Musa.
             Seorang yang berusia tinggi! Sudah tentu dia mesti cerdik pandai. Tiada
             saja cerdik dan lebih pandai dari mereka dibawah pimpinannya, tetapi ia
             mesti lebih cerdik pandai dari pemimpin balatentara, yang mengejarnya.
             Sudah tentu ia mesti lebih dipercaya oelh semua suku yang cerai-berai,
             yang sering saling bertingkah dan berselisih, yang sering putus asa dan
             dalam  ketakutan  dahsyat.  Perempuan,  lelaki,  tua  dan  muda,  kuat  dan
             lemah  dengan  bermacam-macam  adat  dan  paham  Cuma  bisa  dipercaya
             dan ikut perintahnya Nabi Musa, kalau ia lebih dari mereka dalam segala-
             gala: watak, kecerdasan, keberanian dan keteguhan hati.
             Belum  lama  berselang  dari  bangsa  Eropa,  yang  berkebudayaan  tinggi
             dalam  saya  upaya  melepaskan  diri  dari  ikatannya  semboyan  yang
             melisterik jutaan bangsanya, Ein Volk, Eine Sprache, Ein Fuchrer (Satu
             Bangsa, Satu Bahasa dan Satu Pimpinan) Russia sudah lama mempunyai
             Diktatur,  malah  Negara  Demokratispun  seperti  Amerika  dan  Inggris
             dalam masa perang ini sebetulnya dibawah pimpinan Fuchrer Roosevelt
             dan Fuchrer Churchill pula.

             Pada sejarah Yahudi dimasa Negara itu belum ada, dan mesti direbut dari
             bangsa  lain  dengan  persatuan  teguh,  atas  nama  Yang  Maha  Kuasa,  tak
             heran  hasrat  rakyat  melakukan:  Satu  Tuhan,  Satu  Bangsa  dan  Satu
             Pimpinan  pula.  Tuhan  Esa  yang  menjanjikan  Negara  Baru  pada  bani
             Israel  itu,  yang  tentu  mesti  direbut  dengan  kepercayaan  bulat  satu  dan
             persatuan kokoh kuat diantara beberapa suku cerai-berai itu, ialah Yahua.




             298
   294   295   296   297   298   299   300   301   302   303   304