Page 337 - Tan Malaka - MADILOG
P. 337

cocok  pula  dengan  silat  dan  pencak  para  ahli  filsafat  idealistis
             sejawatnya.

             Kata Cassirer:……………….. pemandangan “teori pikiran” (Erkenntnis
             Theoritisch!).

                · Dimasa itu dimana-mana membawa kita pada paham, bahwa yang
                    oleh  bermacam-macam  itu  dinamai  “benda”  (Gegenstand)
                    bukanlah barang yang selamanya tetap sendirinya, melainkan pada
                    tiap-tiap  tempat  lebih  dahulu  ditentukan  oleh  “pikiran”
                    (terjemahan bebas halaman 13).
             Madilog:

                1.  Pemandangan  Madilog  dimana-mana  membawa  kita  kepaham,
                    bahwa  benda  itu  tetap,  pikiran  manusia  yang  menterjemahkan
                    benda  itu  yang  menghampiri  paham  yang  sebenarnya  tentang
                    benda  yang  tetap  pasti  tadi  selangkah  demi  selangkah  dalam
                    sejarah pikiran yang masih pendek ini.

             Kata Cassirer:

                2.  “……………..  juga  pengukuruan  yang  paling  mudah  (dengan
                    Meter. K.G, jm dsb) mesti berdasar pada andaian teori yang tentu,
                    pada dasar (principien) persangkaan (hypothesen) atau bukti nyata
                    (axioma),  yang  tiada  diperoleh  dari  dunia  yang  boleh
                    diperalamkan,  melainkan  andaian  pikiran  (postulate)  yang  mesti
                    dibawa kepada dunia” (hal 4).

             Madilog:
                3.  Pada  pemulaan  sejarah  manusia,  ukuran  seperti  hasta,  jengka,
                    tengah  hari,  setahun  jagung  dsb  itu  langsung  mendapatkan
                    undangnya  sendiri,  dari  badan  dan  jiwanya  ilmu  itu  sendiri,
                    undang     ini   merupakan      dasar    (principien),   persangkaan
                    (hypothesis)  atau  bukti  nyata  (axioma).  Pada  tingkat  ini  mulai
                    perlantunan terjadi. Manusia mulai membentuk ukuran bermula
                    dalam kepalanya, beurpa dasar persangkaan dan bukti nyata yang
                    baru. Tetapi bagaimana juga semua bentuk pikiran itu mesti cocok
                    dengan  benda-yang-nyata.  Semua  principien,  hypothesis  dan
                    axioma mesti dilempar pelantingan, kalau tak mendapatkan dasar
                    pada peralaman.






             336
   332   333   334   335   336   337   338   339   340   341   342