Page 365 - Tan Malaka - MADILOG
P. 365

Karena kekurangan kecerdasan berpikir atau keduanya, maka Yang Maha
             Pengasih  itu  tuan  turunkan  menjadi  Maha  Kejam!  Dan  Yang  Maha
             Kejamlah yang mengasihi tuan!

             Perkara 4. SENI – SESAT
             Seni-sesat! Bukan kesesatan Seni!

             Sudah  sampai  saya  kebagian  terkahir.  Sungguh  lama  sudah  saya
             memaksakan  pemusatan  pikiran  pembaca.  Sebab  itu  tiadalah  salahnya
             kalau  sekarang  saya  sajikan  makanan  otak  yang  enteng,  sebagai  iseng-
             iseng. Sesudah kerja keras kita perlu melancong makan angin. Sesudah
             berbicara  kita  perlu  berkecikak,  berfoya-foya.  Sesudah  bermenung,
             berpikir putar-balik, perlu tertawa, buat melepaskan yang selamnnya ini
             terkandung!  Tetapi  iseng-isengpun,  melancong  atau  tertawapun,  ada
             mengandung  beberapa  arti  yang  buruk,  yang  baik  dan  diataranya  yang
             buruk  dan  baik  itu.  Yang  kita  cari  tentulah  yang  baik.  Sesduah  makan
             daging kita makan buah, buat pembantu perut yang sedang kerja keras.
             Sesudah memikirkan atua membicarakan perkara yang berat-berat, maka
             kita  pergi  melihat  Charlie  Chaplin.  Sesudah  kerja  keras,  kita  makan
             angin,  buat  menguatkan  urat  yang  kendor  dan  mengendorkan  yang
             tegang.

             Senipun  dalam  arti  luasnya  seharusnya  buat  memperkuat  jasmani,
             pikiran,  perasaan  dan  iman.  Kemauan  kita.  Bukan  sebaliknya  seperti
             candu merusak dada, pelesir jauh malam merusak kesehatan, obrolan tak
             karuan  merusak  persaan  dan  kehormatan.  Dengan  begitu  tiadalah  Seni
             bisa dipisahkan dari Hidup. Seni mesti berdasar atas Hidup! Sebaliknya
             Hidup Manusia harus pula berdasarkan Seni.

             Semua cabang penghidupan serta semua cabang pengetahuan dan idaman
             masyarakat itu mesti diketahui, sebelumnya seni dalam arti sempurnanya
             bisa  diuraikan.  Pekerjaan  itu  diluar  maksud  buku  ini.  sebab  itu  saya
             bilang  seni  sesat  artinya  boleh  jadi  sesat,  karena  kekurangan
             pemeriksaan dasarnya, yang dalam dan luas itu. Tapi sudah tentu seni itu
             sendirinya, bukan barang yang sesat tiada berguna, malah sebaliknya.

             KEPUNCAK GUNUNG SEMERU!
             Kalau kemakmuran dan kecerdasan Indonesia kelak sudah membenarkan
             juga kepuncak gunung Kerinci, kepuncak gunung Kinibalu!

             Disana  Teropong  Raya  menanti  kita!  Tuan  layangkanlah  pemandangan
             tuan ke Alam Raya!





             364
   360   361   362   363   364   365   366   367   368   369   370