Page 57 - Tan Malaka - MADILOG
P. 57

barang  yang  mau kita definisikan itu tak akan bertambah nyata.  Malah
             sebaliknya.

             Demikianlah  kalau  seorang  penyair,  tukang  metafor  yang  tulen,
             mengumpamakan  dirinya  sebagai  “sepantun  anak  ikan  yang  di  waktu
             pasang  besar  hanyutlah  ia”.  Dalam  satu  hal  dia  memiliki  persamaan
             dengan  ikan.  Ikan  dihanyutkan  pasang  dan  si  penyair  dihanyutkan
             sengsara hidup, walaupun sengsara hidupnya itu seringkali cuma didapat
             di ujung pena Parker-nya saja. Tapi lain dari itu tak banyak persamaan
             anak ikan tadi dengan penyair kita. Kalau dalam mendefinisikan penyair
             kita definisikan anak ikan sebagai gantinya, maka masuklah pula segala
             sifat anak ikan yang tak ada pada si penyair. Umpamanya kepala si anak
             ikan selalu dingin, kecuali kalau sudah masuk kuali. Sedangkan kepala si
             penyair belum tentu dingin, adem selalu.

             Begitu  juga  dengan  memakai  gambaran  atau  memakai  kata-kata  gaib,
             barang yang akan dipastikan tak akan bertambah pasti, malah sebaliknya
             bertambah gaib.
             Demikianlah kalau sekiranya saya sajikan definisi tentang Rohani kepada
             pembaca  yang  terhormat:  “Rohani  itu  ialah  satu  kodrat,  laksana  Sang
             Garuda Rajawali yang mengendari bulan dan matahari, dan menerbitkan
             bintang  dan  bumi  yang  bisa  menjelma  menjadi  Kuman  Pasopati
             memasuki Pagar Jasmani”.
             5. Definisi tak boleh memakai kalimat negatif (tak ber-).

             Kalau saya definisikan orang miskin sebagai orang ynag tak kaya, maka
             definisi itu negatif. Tak bersifat yang nyata, yang positif. Bandingkanlah
             dengan definisi ini: orang miskin ialah orang yang tak punya harta benda
             apa-apa. Kadang dalam matematika sebuah definisi bersifat negatif, tapi
             ia  sebenarnya  positif.  Umpamanya:  satu  garis  lurus  itu  tak  mengubah
             tujuannya.  Di  sini  kata  “tak  mengubah”  berarti  “menetapkan”.  Jadi
             definisi itu boleh diganti menjadi: satu garis itu menetapkan tujuannya.
             Kadang-kadang  tak  ada  akal  lain  kecuali  memberikan  definisi  yang
             negatif, umpamanya: gelap itu ialah tak terang.

             Apabila  Gautama  Budha  disesakkan  oleh  muridnya  dengan  pertanyaan
             yang  berhubungan  dengan  sifat  nirwana,  rohani,  atau  jiwa,  maka  dia
             jawab: 1. Bukan ini. 2 Bukan itu, 3. Bukan ini atau itu (either this or that,
             Inggrisnya). 4. Bukan tak ini dan tak itu (not neither this or that).

             Barangkali  sebagai  pusaka  dari  putera  raja  kapilawastu  yang  memang
             pandai  sekali  memakai  logika,  walaupun  berdasar  mistika,  maka  di



             56
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62