Page 59 - Tan Malaka - MADILOG
P. 59

banyak waktu terpelihara dan saya pikir kecerdasan berpikir bisa maju.
             Pada matematika yang tinggi, hasil itu memang tidak begitu penting lagi.

             Memang  aljabar  lebih  abstrak  dari  aritmetika,  lebih  terpisah  dari  pada
             benda. Pada aritmetika saja kalau kita lihat 2 + 2 = 4, maka tiada lagi kita
             pikirkan bahwa dua itu cuma bilangannya, nomornya, salah satu dari sifat
             barang  itu,  bukan  benda  itu  sendiri.  Seperti  juga  hitam,  ialah  warna
             barang, bukan barang itu.

             Bilangan itu sudah terpisah dari benda dan bisa mewakili semua benda. 2
             itu bisa jadi 2 kerbau atau 2 telur. Kita tahu, kalau 2 kerbau + 2 telur, kita
             tidak akan mendapatkan 4 kerbau atau 4 telur. Yang 4 itu cuma bilangan.
             Satu  hal  yang  terpisah  dari  benda,  Cuma  ada  dalam  pikiran  abstrak
             belaka. Syahdan alajabar lebih terpisah, lebih abstrak lagi. Marilah kita
             ambil                                                               formula.
             (a+b) (b-a) = a² - b². Kalau a itu 3 dan b itu 2 maka (3+2)(3-2) = 3 ² - 2 ².
             Di sebelah kiri tanda = kita peroleh 5 x 1 = 5. Di kanan 9 – 4 = 5 pula.
             Jadi yang di kiri bersatu, sama dengan di kanan. inilah juga asal makna
             aljabar dalam bahasa Arab. Kalau 4 bukan 3 seperti diatas melainkan 5
             dan b bukan 2 melainkan 3 umpamanya, maka kita peroleh (5+3) (5-3) =
             5 ² - 3 ². Di kiri tanda = kita peroleh 8 x 2 = 16. Di kanan juga 16, yaitu
             25 – 9.

             Begitulah  seterusnya  a  itu  mewakili  tak  berbatasnya  angka,  unlimited,
             bisa 2, 3, 4 ....begitu juga b, mewakili tak berbatasnya. A itu tak perlu
             lebih besar dari b, umpamanya (2+3) (2-3) = 2 ² - 3 ² atau 5 x (-1) = 4 – 9
             = -5. Q,E, D.

             Seperti angka-angka tadi mewakili benda, 2 kerbau atau 2 telur, begitu
             juga  a  yang  mewakili  angka,  2,  3,  4  dsb.  Adalah  hal  yang  abstrak,
             terpisah dari benda. Sedangkan angka itu sendiri sudah abstrak, apalagi
             huruf a dan b dalam aljabar tadi. Aljabar adalah ilmu yang lebih abstrak
             dari aritmetika, begitu terpisah dari benda.

             Bukan maksud saya mengatakan, bahwa karena matematika terpisah dari
             benda,  maka  ia  tak  berguna.  Jadi  aljabar  tinggi  yang  lebih  abstrak  tadi
             adalah  lebih  tak  berguna.  Sudah  tentu  tidak.  Bagaimanapun  abstraknya
             aljabar, dia berdasarkan aritmetika juga, dan aritmetika itu berdasarkan
             benda  juga.  Tetapi  guna  mengambil  contoh  untuk  menjelaskan  cara
             berpikir, tentu kita tak boleh mulai dari ilmu yang sudah abstrak, yang
             sudah  sampai  ke  tingkat  atas  itu.  Kita  mesti  ambil  permulaan  atau
             pertengahan.  Di  mana  cara  berpikir  itu  masih  didasarkan  pada  barang





             58
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64