Page 9 - Tan Malaka - MADILOG
P. 9

simpati  terhadap  saya  dulu  banyak  saya  baca.  Ketiganya  mereka  ada
             disini, dekat dan kalau saya menemui mereka, saya bisa ambil kembali
             uang  saya  yang  dulu  tersimpan  dalam  Bank  Belanda  (Javasche  Bank)
             sebelum  pergi  keluar  negeri.  Saya  bisa  longgarkan  kehidupan  saya,
             dijumpai keluarga saya yang masih hidup dan cari kuburan ibu dan bapa
             yang keduanya meninggal di waktu saya bertualang. Tetapi tentu susah,
             mungkin mustahil buat saya melalui pagar Besi Dai Nippon berkeliling
             rumah mereka. Seandainya bisa, tentulah "sarang’’ saya tak akan aman
             lagi …………..
             Begitulah iklim, suasana politik ketika saya mulai melahirkan "Madilog’’
             di  atas  kertas.  Saya  berada  di  tengah-tengah  rakyat  Jelata  Indonesia,
             dekat  keluarga  dan  para  sahabat.  Tetapi  keadaan  dan  paham  saya
             memaksa saya tinggal sendiri di tengah-tengah masyarakat yang sering
             menyebut-nyebut nama, tetapi tak mengenal rupa saya.
             Terbitlah  mulanya  pertanyaan  dalam  diri  saya;  buku  manakah  yang
             pertama mesti ditulis yang paling cocok dengan keadaan diri dan luar
             diri saya.
             Ada tiga buku yang sudah bertahun-tahun saya kandung dalam fikiran,
             tetapi belum bisa dilahirkan.
             1.   Undang  kaum  Proletar  berpikir,  yang  sekarang  saya  namai
                  Madilog.

             2.   Federasi  Aslia  ialah  potongan  dari  Asia-Australia,  yakni  Federasi
                  dari  segala  Negara  pada  jembatan  antara  Asia  dan  Australia
                  dengan kepalanya di Asia dan Australia.
             3.   Beberapa pengalaman saya yang boleh menjadi pengetahuan dan
                  nasehat buat mereka yang suka menerima.
             Dalam  keadaan  biasa,  ketiganya  boleh  dicetak  pada  satu  waktu,  yaitu
             berdikit-dikit. Karena  memang isinya sudang dikandung, Cuma belum
             diatur  sebab  waktu  dan  tempat  selamanya  ini  tak  mengijinkan  buat
             melahirkan.
             Dalam hal menghasilkan buah fikiran, kita juga berjumpa dengan soal-
             soal seperti yang dijumpai kalau orang menghasilkan barang dagangan.
             Orang  tidak  saja  mesti  memikirkan  perkara  belanja  (ongkos)  buat
             menghasilkan,  tetapi  juga  perkara  permintaan  orang  ramai  (demand).
             Ongkos  boleh  saya  cari.  Di  Tiongkok  saya  mempunyai  pencaharian
             sendiri.  Ketika  kapal  terbang  Jepang  sampai  di  Amoy  penghabisan
             bulan  Agustus  1937,  saya  mesti  tinggalkan  "School  of  Foreign
             Languages’’  yang  saya  dirikan  sendiri,  yang  pesat  majunya  itu.  Saya
             mesti  pindah  ke  Selatan,  terutama  sebab  semua  murid  saya  lari  dan
             penduduk Amoy cerai-berai.



             8
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14