Page 90 - Tan Malaka - MADILOG
P. 90

tiada  semuanya  insinyur  yang  memimpin  perkumpulan  politik  itu
               dibuang.

               Kalau lebih banyak bukti yang diketahui dan belum diketahui maka lebih
               susahlah  memeriksa  benar  atau  tidaknya  kesimpulan  itu.  Dalam  hal  ini
               kita  tak  bisa  main  hitung  jari  lagi,  tetapi  selamanya  bukti  yang  kita
               ketahui adalah takluk pada simpulan itu maka lebih susahlah memeriksa
               benar atau tidaknya kesimpulan betul buat segala bukti yang ada dalam
               daerahnya, penyusunannya dalam Matematika umpamanya: X (kuadrat) –
               X + 41 mesti odd number, yakni angka yang tak boleh dipisahkan atas
               faktornya, tunggal.
               Kalau umpamanya X itu kita anggap 2, maka  X (kuadrat) – X + 41 = 43,
               juga tunggal.

               Sekarang  kita  anggap  sembarang  saja  umpamanya  100.  Kita  dapati  X
               (kuadrat)  –  X  +  41  =  9941.  Bilangan  mana  saja  kita  anggap  sampai
               bilangan yang kita ambil terjadi dari 7 angka, X (kuadrat) – X + 41 tetap
               tunggal.  Kita  sekarang  hampir  percaya  akan  formule  ini,  dan  kita
               condong mau angkat calon undang ini jadi undang baru. Kebetulan ada
               kawan ahli Matematika datang dengan angka 41.

               Kalau X kita anggap 41, maka X (kuadrat) – X + 41 = 1681, yakni 41x41,
               jadi boleh dipisah atas factornya ialah 41, jadi bukannya tunggal. Dengan
               begini gagallah kebenaran, bahwa X (kuadrat) – X + 41, satu angka yang
               tunggal.

               Pada semua contoh yang kita pakai di ataslah terpendamnya, bagaimana
               cara membikin satu simpulan itu jadi undang, yakni penyusunan dengan
               perumuman  sekalian  bukti  terpancir  tak  ada  yang  diketahui  yang  tiada
               takluk pada undang itu. Kita tiada menghadapi satu bukti saja, atau lebih
               dari satu, tetapi boleh dihitung dengan jari, sehingga kita bisa memeriksa
               satu persatunya. Tetapi kita menghadapi bukti yang tak berbatas, banyak
               kawannya.  Semua  bukti  yang  tak  berbatas  itu  meski  masuk,  mesti
               tersusun dalam undang kita.

               Jalan  induction  mengambil  jalan  tengah,  yakni  di  antara  jalan  yang
               memeriksa  cuma  satu  bukti  saja  dan  jalan  yang  menghitung  lebih  dari
               satu,  tetapi  boleh  dihitung  semuanya  satu  persatu.  Induction
               mengandaikan, bahwa karena beberapa (tiada semuanya) di antara bukti
               yang  diperiksanya  itu  benar,  maka  sekalian  bukti  lain  yang  sekawan,
               sekelas dengan dia benar pula.






                                                                                          89
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95