Page 196 - Buku Kemdikbud Ki Hadjar Dewantara
P. 196

pergerakan kebangsaan dan kemerdekaan  Indonesia. Dokter

            Soetomo pernah juga terjun dalam  perkumpulan  ini ketika
            melanjutkan pendidikannya di Negeri Belanda. Suwardi menjadi
            penulis yang banyak menyumbangkan gagasan cemerlang dalam
            pembangunan budaya Indonesia.

                   Selanjutnya,  ia  tetap  menempa  diri  dan  menimba
            ilmu pengetahuan  melalui  ikut serta dalam kursus-kursus
            dalam praktik pendidikan. Ia tertarik  untuk mempelajari
            lebih,memdalami  metode  pendidikan model Frobel,  Tagore

            dan Montessori, yang sedang berkembang dan melanda dunia
            pendidikan  di Eropa ketika itu. Pengetahuan  yang diperoleh
            kelak  menemukan  kancah pengamalan  setelah  ia  kembali  ke
            Tanah Air dan mendirikan  suatu perkumpulan  yang bergerak

            di bidang pendidikan anak bangsa. Kenji Tsuchiya (1975:168)
            melukiskan keadaan itu sebagai berikut, “Dewantara's interest
            in the problem of education, however, goes back to his days in the
            Netherlands. During the period of the purge, he was exposed to

            some new pedagogical education ideas like those of Montessori,
            Frobel and Tagore which were very popular in Europe at that
            time. These theories laid stress on the individual personalities of
            children and their potentialities.”

                   Ia juga sempat menghadiri suatu Kongres  Pertama
            Pendidikan  Kolonial  dan  memperoleh  sertifikat  sebagai
            pendidik. Dalam forum itu, ia terlibat aktif dalam pembahasan
            tentang  pendidikan  sesuai dengan tema  acara  tersebut. Ruth

            McVey (1967: 130)  mengkaitkan peristiwa dan pengalaman itu

            196     Sekilas Tentang Langkah Perjuangan Soewardi
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201