Page 200 - Buku Kemdikbud Ki Hadjar Dewantara
P. 200

nama Ratih Tarbiah. Nama ini dimaksudkan untuk mengenangkan

            peristiwa saat permulaan ia terjun ke lapangan baru, lapangan
            pendidikan. Tarbiah berarti pendidikan. Dengan demikian maka
            dari Tiga Serangkai atau Janget Kinatelon Indische Partij yang
            pernah menjalani  hukuman pengasingan di Negeri Belanda,

            hanya dr. Cipto Mangunkusumo saja yang masih meneruskan
            kegiatannya dalam bidang politik.” (Soeratman 1983/1984: 81).
            Suatu catatan  yang menarik, perubahan perhatian  perjuangan
            itu ditandai  oleh kelahiran puterinya,  yang dikukuhkan pada

            tahun-tahun berikutnya ketika menggunakan nama Ki Hajar
            Dewantara.
                   Berkenan  dengan politik, M.  Yamin  memberikan
            catatannya bahwa  “Dalam pandangan Ki Hadjar, politik tidak

            mampu mengubah keadaan bangsa Indonesia. Politik justru
            semakin  melahirkan  kekisruhan  yang  semakin  besar  bagi
            dinamika kehidupan bangsa sebelum ada penguatan pendidikan
            dalam tubuh bangsa ini…” Pertimbangan itu timbul setelah

            Suwardi kembali  dari  pengasingan  (Tri  H 2014:  59). Dalam
            menghadapi  tantangan  kebijakan  pemerintah  kolonial  itu
            sempat terjadi dialog antara Suwardi dan isterinya, yang peran
            dan kiprah dalam  perjuangannya  tidak  dapat  dikesampingkan

            karena  bukan hanya  setia  mendampingi  melainkan  selalu
            menjadi mitra dan tumpuan perjuangannya, terutama ketika ia
            harus hidup dalam penjara. Isterinya pernah menyampaikan
            bahwa Suwardi tidak cocok untuk berjuang di garis politik

            karena sifat emosional yang tidak mampu dikendalikannya

            200     Sekilas Tentang Langkah Perjuangan Soewardi
   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205